BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Tujuh perusahaan produsen kendaraan mobil listrik berminat untuk membangun pabrik dan berproduksi di Indonesia, ha tersebut diungkap Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani mengungkapkan dari tujuh perusahaan tersebut, beberapa di antaranya sudah berkomitmen dan tengah membangun konstruksi pabrik.
Tujuh perusahaan tersebut, yakni BYD, Citroen, Aion, Gili, Maxus, Volkswagen, serta VinFast. Adapun nilai investasi untuk pembangunan pabrik perusahaan kendaraan listrik ini mencapai Rp 15,4 triliun. Untuk kapasitasnya, bakal mencapai 281.000 unit per tahun.
Baca Juga:
Batal Investasi Rp11 Triliun, LG Energy Solution Tinggalkan Indonesia, Ini Kata Pakar
LG Batal Investasi Baterai EV Rp 129 Triliun di Indonesia, Prabowo Tetap Optimis
“Sudah ada tujuh produsen kendaraan mobil listrik yang menyatakan pemindahan investasinya dan sudah mulai melakukan konstruksi dengan nilai total Rp 15,4 triliun,” beber Rosan seperti dikutip Teropongmedia.
Awalnya, Rosan mengungkapkan angka penjualan kendaraan listrik di Indonesia terus mengalami tren peningkatan dari waktu ke waktu. Angka pertumbuhannya, Rosan mengungkapkan untuk 2024 meningkat hingga 151%.
Seiring adanya peningkatan penjualan di dalam negeri, Rosan mengungkapkan sudah selayaknya Indonesia memiliki pabrik di dalam negeri dan membangun ekosistem kendaraan listrik yang berkesinambungan dari hulu hingga hilir.
“Memang pertumbuhan ini sangat-sangat signifikan. Kita harus memperkuat ekosistem karena agar tidak ingin menjadi market saja,” ungkap Rosan.
Rosan melanjutkan, kinerja realisasi investasi di Indonesia khususnya ekosistem kendaraan listrik, terus mengalami tren peningkatan. Hal ini disebabkan oleh sejumlah faktor.
Pertama, Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat. Sehingga akselerasi penggunaan kendaraan listrik terus meningkat, dan tentunya potensi pasar kendaraan listrik di Indonesia meningkat pesat.
Kedua, Indonesia memiliki potensi sumber daya alam untuk baterai kendaraan mobil listrik, yang jumlahnya sangat besar. Baik itu komoditas nikel maupun bauksit. Hal ini tentu jadi pertimbangan kuat para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. (Usk)