BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Streamer populer Windah Basudara tengah jadi perbincangan usai konten siaran langsungnya saat memainkan game Upin & Ipin Universe terkena klaim hak cipta otomatis dari pihak C.
Dalam siarannya, Windah mengungkap bahwa monetisasi videonya dialihkan akibat sistem klaim otomatis yang membaca materi berhak cipta dalam game tersebut.
“Gue udah dispute tuh ya, nih ada empat copyright. Intinya gue sampaikan bahwa, ya kita streamer, kita beli, kita try to promote the game juga,” ujar Windah. Ia juga menyampaikan kekecewaannya atas kurangnya dukungan terhadap kreator game.
“Ya bukan masalah AdSense-nya sih temen-temen… gila, bahkan mereka streamer aja gak di-support guys,” lanjutnya dengan nada sarkas.
Menanggapi reaksi publik, pihak Les’ Copaque akhirnya buka suara. Lewat kanal YouTube resminya, mereka merilis video klarifikasi berdurasi 12 menit 30 detik pada Jumat (25/7/2025), berjudul Soal Jawab: Upin & Ipin Universe.
Dalam penjelasannya, Creative Content Director Les’ Copaque, Nur Naquyah, menjelaskan bahwa klaim terjadi karena musik dalam game menggunakan materi dari serial Upin & Ipin yang sudah dipublish secara resmi.
“Kita menggunakan musik yang ada di dalam kartun Upin & Ipin di game ini yang diolah kembali. Jadi otomatis ada copyright-nya,” jelas Naquyah.
Ia juga menyebut bahwa pihaknya telah menghubungi Windah secara personal dan sedang menyelesaikan persoalan ini bersama para streamer lainnya.
BACA JUGA:
Game Open-World Upin & Ipin Universe Siap Dirilis Resmi pada 17 Juli 2025!
Les’ Copaque pun mengakui bahwa mereka menggunakan cuplikan dari video para streamer, termasuk Windah, untuk promosi game. Namun, video tersebut tetap terkena sistem klaim otomatis yang membuat kreator kehilangan pendapatan dari AdSense.
“Memang betul kita mengambil klip-klip anda, karena di sisi lain, kita mempromosikan satu sama lain. Kita mau mengapresiasi streamer yang main game ini,” ucap Naquyah.
Pernyataan tersebut memicu diskusi soal keadilan sistem promosi dalam ekosistem konten digital terutama ketika video digunakan sebagai materi promosi namun tetap tidak bisa dimonetisasi oleh kreatornya.
Kasus ini pun menyorot lagi isu hak cipta musik dalam game, khususnya ketika konten tersebut disiarkan oleh kreator yang turut mempromosikan produknya. Meski Les’ Copaque menyatakan sedang mencari solusi, sistem klaim otomatis dari platform masih menjadi tantangan utama bagi para streamer.
(Haqi/_Usk)