BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Insiden kecelakaan truk yang merenggut nyawa, karena rem blong kerapkali terjadi. Pada Selasa (4/2/2025) malam, sekitar 23.30 WIB, terdapat kecelakaan di Gerbang Tol Ciawi, Kota Bogor, Jawa Barat, karena mengalami rem blong. Lalu, apa saja yang bisa menjadi penyebab utama rem blong pada truk?
Sebelumnya, pada video yang beredar, seorang pria yang merekam kejadian kecelakan di Gerbang Tol Ciawi menyebutkan kecelakaan disebabkan oleh rem blong.
“Kecelakaan Gerbang Tol Ciawi, rem blong, rem blong, duh banyak, nggak tahu korbannya ada berapa. Gerbang Tol Ciawi, kecelakaan barusan, parah-parah,” ucap pria tersebut, seperti dikutip dari Antara.
Rem blong menjadi salah satu ancaman serius bagi pengemudi truk dan pengguna jalan lainnya. Ketika sistem pengereman gagal berfungsi, kendaraan sulit dikendalikan dan berpotensi menimbulkan kecelakaan fatal.
Berikut ini adalah sejumlah penyebab rem blong pada truk yang perlu anda ketahui, sebagai bentuk antisipasi dan kewaspadaan.
8 Penyebab Rem Blong pada Truk
Berbagai faktor dapat menyebabkan rem blong, mulai dari kerusakan teknis hingga kelalaian dalam perawatan. Berikut beberapa penyebab utama yang perlu anda perhatikan:
1. Suhu Minyak Rem Terlalu Tinggi (Vapor Lock)
Vapor lock terjadi ketika suhu minyak rem meningkat secara ekstrem akibat penggunaan rem terus-menerus dalam waktu lama. Kondisi ini menyebabkan minyak rem mendidih dan menghasilkan uap yang menghambat aliran hidraulik dalam sistem pengereman. Akibatnya, daya tekan berkurang dan rem kehilangan efektivitasnya. Masalah ini sering terjadi pada truk yang melintasi jalan menurun dengan beban berat.
2. Rem Panas Berlebih (Brake Fading)
Brake fading muncul ketika kampas rem aus dan kehilangan kemampuan menghasilkan gesekan optimal. Pengereman berulang tanpa jeda pendinginan menyebabkan suhu meningkat drastis, yang pada akhirnya membuat kampas rem meleleh. Akibatnya, daya pengereman menurun signifikan. Truk dengan muatan berat atau yang sering melewati jalan menurun rentan mengalami kondisi ini jika teknik pengereman tidak diterapkan dengan benar.
3. Kurangnya Pelumasan pada Komponen Rem
Komponen rem seperti kaliper, pin, piston, dan klip memerlukan pelumasan yang cukup untuk bekerja optimal. Tanpa pelumasan yang baik, piston rem dapat mengalami keausan atau korosi, menghambat kinerjanya dalam mencengkeram cakram atau tromol. Jika hal ini terjadi, sistem pengereman menjadi tidak responsif, bahkan dapat mengalami kegagalan total. Oleh karena itu, memastikan semua komponen dalam kondisi terlumasi dengan baik sangat penting.
4. Kebocoran Minyak Rem
Sistem pengereman hidraulis bergantung pada tekanan minyak rem. Jika terjadi kebocoran pada saluran minyak rem atau master rem, tekanan berkurang, sehingga daya pengereman melemah. Pemeriksaan rutin terhadap saluran minyak rem dan komponen terkait menjadi langkah pencegahan efektif untuk menghindari risiko rem blong.
5. Beban Truk Melebihi Kapasitas
Muatan yang melampaui batas yang dianjurkan pabrikan memaksa sistem pengereman bekerja lebih keras. Truk dengan muatan berlebih membutuhkan jarak pengereman lebih panjang dan meningkatkan tekanan pada komponen rem.
Peningkatan suhu yang terjadi mempercepat keausan, meningkatkan kemungkinan rem kehilangan efektivitasnya. Distribusi beban yang merata serta memastikan muatan tidak melebihi kapasitas yang ditentukan dapat mengurangi risiko ini.
6. Modifikasi Tidak Sesuai
Modifikasi yang tidak sesuai dengan spesifikasi pabrikan dapat mengganggu kinerja sistem pengereman. Perubahan pada sistem pneumatik atau komponen lainnya berisiko menyebabkan kebocoran udara atau gangguan pada fungsi rem. Oleh sebab itu, menghindari modifikasi yang tidak direkomendasikan pabrikan menjadi langkah bijak dalam menjaga keandalan pengereman.
7. Kurangnya Perawatan oleh Teknisi Bengkel
Perawatan rutin oleh teknisi yang berpengalaman memastikan komponen rem tetap dalam kondisi optimal. Truk yang jarang diservis berisiko mengalami keausan kampas rem atau kegagalan komponen lainnya. Penggantian kampas rem yang sudah aus secara tepat waktu dapat mencegah performa pengereman memburuk. Memastikan servis berkala di bengkel resmi atau terpercaya menjadi investasi penting dalam keselamatan berkendara.
8. Faktor Kelelahan Pengemudi
Rem blong tidak hanya disebabkan oleh faktor teknis, tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi pengemudi. Kelelahan, kepanikan, atau bahkan microsleep (tidur singkat tanpa sadar) dapat mengurangi kewaspadaan dan memperlambat respons dalam situasi darurat.
Microsleep, meskipun hanya berlangsung beberapa detik, dapat berakibat fatal di jalan raya. Oleh karena itu, selain memastikan kendaraan dalam kondisi prima, pengemudi juga perlu menjaga kebugaran fisik dan mental.
BACA JUGA: Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Ciawi, 8 Orang Tewas, 11 Luka
Mengetahui sejumlah penyebab rem blong pada truk di atas, menjadi bentuk antisipasi agar tidak terjadi hal demikian. Untuk mencegah terjadinya rem blong, perlu adanya kombinasi perawatan teknis yang baik serta kesadaran pengemudi dalam menjaga kondisi kendaraan dan dirinya sendiri.
(Virdiya/Usk)