BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM), meluapkan kekesalannya setelah mendapati kerusakan parah pada ruas Jalan Kalijati yang dipenuhi lumpur dan berubah warna akibat aktivitas truk pengangkut tanah dari proyek galian.
Kondisi jalan yang tidak lagi bersih dan membahayakan pengguna jalan itu membuat Dedi turun langsung ke lokasi.
Dalam unggahan video di akun Instagram pribadinya, KDM mengungkapkan kekecewaannya terhadap pihak pengelola galian yang dinilai tidak bertanggung jawab terhadap dampak lingkungan dan keselamatan umum.
“Ini Jalan Kalijati, saya sudah tiga kali semprot karena jalan berubah kecoklatan. Ini akibat dari truk-truk pengangkut tanah. Pemilik usahanya mungkin dapat keuntungan besar, tapi tidak boleh merugikan orang lain dan merusak fasilitas umum,” ujarnya dengan nada tegas.
Dalam unggahan yang diberi caption “Maaf agak ribut, tapi ini demi kenyamanan kita bersama.” itu, ia juga meminta pertanggungjawaban dari pengelola.
Ia mempertanyakan penerapan prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), serta menyoroti kurangnya kepedulian terhadap kebersihan dan kelayakan jalan umum yang dilintasi kendaraan berat.
“Anda belajar K3 enggak? Ada standar kerja yang harus dipatuhi. Kenapa bisa jalanan jadi kotor begini? Saya sendiri yang tiga kali semprot jalan di gerbang Tol Kalijati,” katanya saat berdialog langsung dengan pekerja di lapangan.
Dedi Mulyadi menegaskan bahwa kegiatan bisnis seperti penggalian tanah sah dilakukan selama memiliki izin dan mengikuti aturan. Namun, ia mengecam keras jika keuntungan yang didapat justru berdampak negatif bagi masyarakat umum.
Sengketa Sukahaji, Dedi Mulyadi Tawarkan Rp6 Miliar untuk Kontrakan Warga
SMANSA Bandung Terancam Kehilangan Lahan, PTUN Menangkan PLK!
“Punya standar kerja tidak? Lihat kondisi jalan sekarang. Hancur dan kotor sekali. Jangan sampai rakyat dirugikan hanya karena ada pihak yang mencari untung sendiri,” ujarnya lagi.
Selain itu, ia juga menyoroti spesifikasi kendaraan yang digunakan. Ia memerintahkan agar truk-truk pengangkut tanah dicek terkait tonase dan kelayakan operasionalnya. Langkah ini menurutnya penting untuk memastikan jalan umum tidak cepat rusak akibat beban kendaraan yang melebihi kapasitas.
“Saya minta dicek truknya. Ini sesuai standar kerja tidak? Coba lihat berapa ton bebannya. Jangan sampai kendaraan seperti ini justru mempercepat kerusakan infrastruktur yang dibangun dari uang rakyat,” tegasnya.
Tak hanya berhenti pada imbauan dan teguran, Dedi Mulyadi juga mengecek legalitas izin usaha pertambangan milik pengelola. Setelah melakukan peninjauan singkat dan menilai bahwa operasional tidak dijalankan sesuai aturan, ia memutuskan untuk mencabut izin galian tersebut secara langsung.
“Izin usahanya saya cabut. Sudah tidak beres seperti ini, kita tidak bisa biarkan,” ucapnya tanpa basa-basi.
Langkah tegas yang diambil Gubernur Dedi Mulyadi ini mendapat perhatian luas di media sosial. Banyak warganet memuji sikap sigap dan keberpihakannya terhadap kepentingan publik.
Dedi pun menegaskan bahwa pemerintah provinsi tidak akan tinggal diam melihat infrastruktur umum rusak karena aktivitas komersial yang tidak tertib. Ia berkomitmen untuk terus mengawasi proyek-proyek semacam ini dan memastikan bahwa setiap pelaku usaha mematuhi standar yang ditetapkan.
“Ini bukan soal melarang orang usaha. Tapi kalau merusak jalan umum, merugikan masyarakat, itu harus dihentikan,” pungkasnya.
(Dist)