BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kembali mencuatnya kasus keracunan ikan buntal, menarik perhatian Dosen pengolahan hasil perikanan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga (FPK UNAIR), Eka Saputra S Pi M Si.
Tragedi kasus keracunan ikan buntal terbaru ini menimpa satu keluarga di Bima, Nusa Tenggara Barat, yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan tiga orang lainnya harus menjalani perawatan intensif.
Eka menjelaskan keracunan ikan buntal termasuk salah satu kasus keracunan hasil perikanan yang paling berbahaya. Racun ikan buntal dapat berujung pada kematian jika tidak segera mendapat penanangan yang tepat. Untuk mencegah risiko tersebut, pentingnya pengolahan ikan yang benar dan hati-hati.
Kandungan Racun Tetrodotoxin
Ikan buntal mengandung racun tetrodotoxin (TTX), salah satu racun paling mematikan. Racun ini terkonsentrasi di organ hati, ovarium, usus, dan kulit ikan buntal. Dalam beberapa kondisi, daging ikan buntal juga bisa terkontaminasi racun jika proses pengolahannya tidak benar.
“Gejala awal keracunan biasanya muncul dalam 20 menit hingga 3 jam setelah konsumsi. Gejala tersebut meliputi mati rasa pada bibir, mual, muntah, kelumpuhan otot, hingga kesulitan bernapas yang dapat berujung pada penurunan tekanan darah dan kematian,” ujar Eka, mengutip laman resmi Unair, Jumat (3/12/2024).
Pengolahan ikan buntal memerlukan keahlian khusus untuk memastikan keamanan konsumsinya. Untuk menghancurkan racun tetrodotoxin tidak bisa melalui proses pemanasan atau memasak biasa. Oleh karena itu, keterampilan serta sertifikasi khusus menjadi syarat penting bagi para pengolah ikan buntal, seperti yang diterapkan di Jepang.
“Pengolah ikan buntal dilatih untuk mengidentifikasi bagian beracun dan mencegah kontaminasi silang. Kesalahan sekecil apa pun dapat menyebabkan perpindahan racun ke daging ikan. Selain itu, hanya restoran atau fasilitas bersertifikat yang diizinkan menyajikan ikan buntal,” jelas Eka.
Kandungan Gizi Ikan Buntal
Meski berbahaya, ikan buntal memiliki nilai gizi yang tinggi. Kandungannya meliputi protein berkualitas tinggi, lemak rendah yang baik untuk kesehatan jantung, serta vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh.
“Manfaat ini hanya bisa diperoleh jika ikan buntal diolah oleh ahli bersertifikat. Di Jepang, konsumsi ikan buntal tidak sekadar aktivitas makan, melainkan tradisi yang menggabungkan apresiasi rasa, keahlian kuliner, dan keberanian terukur,” tambahnya.
Eka menegaskan pentingnya pemahaman masyarakat mengenai karakteristik bahan baku produk perikanan. Dengan memahami karakteristik tersebut, akan dapat melakukan pengolahan ikan buntal dengan benar, sehingga aman saat mengonsumsi produk perikanan.
BACA JUGA: Bahaya Racun Tetrodotoksin pada Ikan Buntal, dapat Menghilangkan Nyawa!
Eka menekankan masyarakat akan pentingnya memahami risiko konsumsi produk perikanan yang memerlukan pengolahan oleh ahli. Ia menjelaskan meskipun ikan buntal memiliki manfaat kesehatan yang baik, pengolahan yang tidak tepat dapat menimbulkan bahaya serius, seperti sejumlah kasus keracuan ikan buntal, yang kerap terjadi di masyarakat.
(Virdiya/Usk)