JAKARTA,TM.ID: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengatakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung Waduk Cirata, Jawa Barat, akan mulai beroperasi pada akhir November 2023.
PLTS ini merupakan proyek dari perusahaan patungan antara PLN dan perusahaan asal Uni Emirat Arab, Masdar.
Lebih lanjut Arifin mengatakan, laporan tersebut telah dia sampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat rapat terbatas atau ratas kabinet terkait strategi percepatan penyelesaian PSN di Istana Merdeka pada Kamis (5/10).
“PLTS terapung Cirata akhir bulan ini selesai,” kata Arifin kepada wartawan usai ratas.
BACA JUGA: Catat! 70 Lokasi Swap Baterai Motor Listrik Disiapkan Pemerintah dan PLN
Arifin menjelaskan, Proyek PLTS itu memiliki kapasitas pembangkit 145 megawatt (MW) dengan harga listrik 5,8 sen dolar per kilowatt jam (kWh). Dengan memanfaatkan lahan apung seluas 250 hektare atau 3% dari total luas permukaan waduk, PLTS Cirata diprediksi menghasilkan energi hijau hingga 245 juta kWh per tahun. Ini dinilai akan mengurangi emisi karbon dioksida 214.000 ton per tahun.
Proyeksi Strategis Nasional
Proyek strategis nasional tersebut dikembangkan oleh PT Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energi (PMSE) dengan nilai investasi US$ 129 Juta atau setara Rp 1,9 triliun. Kontrak jual beli listrik menggunakan skema build, own, operate transfer (BOOT) selama 25 tahun.
PMSE merupakan perusahaan patungan antara PLN melalui PT Pembangkitan Jawa Bali Investasi dengan perusahaan asal Uni Emirat Arab, Masdar. Kepemilikan saham PMSE yaitu 51% PT Pembangkitan Jawa Bali Investasi, dan 49% Masdar.
(Usamah)