BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID — Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan meresmikan Lembur Katumbiri sebuah kampung mural yang penuh warna di RW 12 Jalan Siliwangi, Gang Bp. Ehom, Kota Bandung, pada Selasa (6/5/2025).
Kampung tersebut merupakan hasil kolaborasi antara warga, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DSDABM) Kota Bandung, serta seniman mural ternama, Kapten John Martono.
Farhan menyebut, Lembur Katumbiri sebagai bukti nyata kekuatan gotong royong dan kreativitas antara stakeholder, seniman mural dan warga sekitar.
“Hari ini bersama-sama warga kita meresmikan Lembur Katumbiri. Ini adalah hasil kolaborasi antara warga, dinas, dan seniman Kapten John. Kampung ini jadi lebih hidup dan berwarna karena mural-mural yang bercerita,” kata Farhan selepas peresmian Lembur Katumbiri, Selasa (6/5/2025).
Baca Juga:
Persib Juara, Dedi Mulyadi Ikut Konvoi Ala Freddie Mercury
Gawat! Kapasitas TPA Sarimukti Cuma Sekitar Sebulan Lagi, Bandung Raya Tak Punya Pilihan
Farhan mengatakan, kawasan tersebut bisa menjadi destinasi wisata baru bagi masyarakat Kota Bandung maupun luar Kota Bandung. Sebab, dengan uniknya tempat ini bisa menjadi tujuan wisata konten dan lainnya.
“Konsepnya adalah hidden gem. Tempat ini bisa jadi tujuan wisata konten. Silakan warga buat tempat jajan, tempat duduk, tempat foto. Asal tetap jaga kebersihan dan keselamatan,” ucapnya.
Sementara itu, Seniman pembuat mural tersebut, Kapten John Martono, mengaku Lembur Katumbiri adalah mimpi lamanya sejak tahun 2018 dan saat ini baru bisa terwujud.
“Waktu itu saya mulai melukis mural di tepi sungai dan foto-foto, lalu saya edit sendiri pakai handphone. Cita-cita ini sudah lama, dan baru sekarang bisa terwujud,” kata Kapten John Martono.
Kapten John mengungkapkan, proses pengerjaan proyek mural tersebut melibatkan sekitar 200 rumah dan berlangsung selama 17 hari, dengan melibatkan tim seniman, pekerja harian dari DSDABM, dan warga sekitar.
“Kami bentuk tim per RT, lalu disebar. Kami sengaja tidak buat semuanya kaku. Beberapa bagian saya kosongkan agar warga juga bisa berkreasi sendiri. Misalnya kalau mereka mau gambar bunga atau macan putih, silakan. Itu bagian dari kerja sama,” ungkapnya.
Selain itu, Lembur Katumbiri juga menjadi proyek seni dan menjadi ajang kolaborasi lintas sektor antara Ketua RW, perangkat RT, hingga warga yang aktif terlibat baik dalam proses pengecatan maupun penyusunan konsep visual.
“Respons warga sangat luar biasa. Mereka antusias, ikut menentukan warna dan gambar yang mereka inginkan,” pungkasnya.
(Kyy/Dist)