BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Indonesia merupakan negara yang rawan bencana alam karena letak geografis dan iklimnya. Sepanjang tahun 2024, Indonesia mengalami berbagai bencana alam yang menimbulkan kerugian materiil dan korban jiwa.
Berdasarkan data resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), periode 1 Januari hingga 11 Desember 2024, tercatat ada 1.904 bencana alam yang melanda Indonesia.
Jenis bencana alam terbanyak adalah hidrometeorologi, seperti banjir dan cuaca ekstrem. Lalu, disusul dengan Karhutla sebanyak 336. Selain itu, ada juga bencana alam geologi, seperti gempa bumi, erupsi gunung api, dan gelombang pasang dan abrasi. Banjir menjadi bencana alam terbanyak yang terjadi di Indonesia sepanjang 2024, yaitu sebanyak 957 kejadian.
Teropong Media akan merangkum kaleidoskop bencana alam di Indonesia sepanjang 2024, Simak dalam artikel ini untuk mengetahuinya.
1. Gunung Ibu Meletus
Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara meletus pada Sabtu (19/5/2024) pukul 20.08 WIT. Akibat letusan tersebut, warga empat desa yakni Desa Sangaji Nyeku, Desa Goin, Tukuwoko, dan Duono dievakuasi.
Beruntungnya tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Letusan yang terjadi pada Sabtu (19/5/2024) malam tersebut memicu badai petir vulkanik. Badai petir vulkanik saat erupsi itu terjadi akibat suhu tinggi yang memanaskan ion-ion gas. Sehingga menimbulkan loncatan muatan listrik.
Status Gunung Ibu sebelumnya Siaga (Level III) tiba-tiba naik menjadi Awas (Level IV) sejak Kamis (16/4/2024). Naiknya status tersebut disebebkan karena peningkatan aktivitas Gunung ibu berupa jumlah gempa dan lontaran abu vulkanik.
2. Gunung Lewotobi Meletus
PVMBG melaporkan telah terjadi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 04 November 2024 pukul 02:48 WITA namun tinggi kolom abu tidak teramati.
“Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 17 mm dan durasi ± 3 menit 5 detik, ” kata PVMBG dalam keterangannya kepada Teropongmedia.
Data korban meninggal dunia akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Senin, (4/11/2024) dini hari menjadi 10 orang.
“Jumlah korban meninggal akibat letusan Gunung Lewotobi sebanyak 10 orang. Korban meninggal ini yang sudah dievakuasi dari puing-puing bangunan,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Flores Timur Fredy Moat Aeng, mengutip Antara, Senin (4/11/2024).
3. Erupsi Gunung Dukono
Terbaru ada erupsi Gunung Dukono. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan Gunung Dukono kembali erupsi pada Rabu pagi (11/12/2024), pukul 08.54 WIT.
“Telah terjadi erupsi Gunung Dukono, Maluku Utara pada tanggal 11 Desember 2024 pukul 08:54 WIT dengan tinggi kolom abu teramati ± 3.000 m di atas puncak (± 4.087 m di atas permukaan laut),” kata PVMBG dalam keterangan tertulisnya yang diterima Teropongmedia, Rabu, (11/12/2024).
Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut.
“Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 34 mm dan durasi sementara ini ± 42 menit 21 detik,” katanya.
PVMG mengatakan,Jarak pemukiman dengan pusat Aktivitas letusan, 10 – 15 km. Sampai saat ini belum ada info korban jiwa.
4. Gempa 5,3 M Guncang Kabupaten Bandung
Dampak gempa dengan Magnitude 5,3 yang mengguncang wilayah Kabupaten Bandung dan Garut pada Rabu (18/9/2024) pagi, telah merusak sekitar 500 rumah di kedua daerah ini.
Gempa darat akibat pergerakan Sesar Garsela yang berpusat di 7.19 LS, 107.67 BT (24 km Tenggara Kab. Bandung) dengan kealaman 24 Kilometer tersebut terjadi pada pukul 09:41 WIB.
Pusdalops PB Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Jawa Barat melaporkan, total korban luka dari kedua kedua daerah (Kab. Bandung dan Garut) yakni 58 luka ringan, 23 luka berat, dan 450 jiwa mengungsi.
Sedangkan dari 700 rumah yang terdampak itu, 16 di antaranya meruoakan fasilitas pendidikan, 32 tempat ibadah, 5 fasilitas kesehatan, dan 2 bangunan kantor.
5. Tornado di Rancaekek
BPBD Provinsi Jawa Barat mencatat, sebanyak 534 bangunan warga rusak akibat bencana angin puting beliung Rancaekek di Kabupaten Sumedang dan Bandung, Rabu (21/02/2024) 16.00 WIB.
Lalu, ada sebanyak 835 kepala keluarga (KK) di lima kecamatan, BPBD Jabar dan BPBD Kabupaten Bandung masih melakukan asesmen dan membantu warga yang terdampak angin puting beliung Rancaekek.
“Dari data di Kabupaten Sumedang ada 413 KK terdampak dan di Kabupaten Bandung sebanyak 422 KK. Hingga saat ini masih dilakukan pengecekan terkait data jiwa yang terdampak,” terang Hadi.
Jumlah korban yang mengalami luka akibat tertimpa material bangunan, tercatat sebanyak 33 orang.
6. Hujan dan Angin Kencang Cimahi
Hujan deras disertai angin puting beliung menerjang Kota Cimahi, Jawa Barat, Sabtu (9/11/2024). Awalnya, cuaca pada pagi hari terlihat cerah. Namun, pada pukul 12.00 WIB, mulai turun hujan.
Curah hujan sangat begitu besar disertai angin kencang. Petir terlihat jelas, tidak lama setelah hujan badai, aliran listrik terputus. Sementara di jalan menuju Gerbang Tol Baros, pohon-pohon bertumbangan menutupi jalan. Arus lalu lintas di sekitar lokasi terputus akibat pohon tumbang.
Selain menyebabkan mati listrik dan pohon tumbang, akibat hujan badai ini terjadi banjir di daerah Martanegara, Cimahi Tengah. Arus lalu lintas tersendat.
Tidak hanya itu saja, akibat hujan badai di Cimahi, jalur kereta cepat Whoosh juga kena imbas. Seng milik rumah warga terbang sampai terbawa masuk ke dalam rel. Akibatnya sejumlah perjalanan Whoosh menuju Halim mengalami keterlambatan.
BACA JUGA: Kementerian PU Targetkan Penanganan Banjir Sukabumi 2 Pekan
7. Banjir dan Longsor Sukabumi
Banjir bandang dan tanah longsor terjadi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, akibat hujan lebat pada Selasa (3/12/2024) hingga Rabu (4/12/2024). Desa yang terdampak banjir bandang dan longsor di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat meningkat dari 172 menjadi 176 desa.
“Untuk bencana di Sukabumi ada penambahan jumlah desa yang terdampak, kemarin 172 Desa dari 39 kecamatan sekarang meningkat 176 Desa dari 39 Kecamatan,” ucap Bey, PJ Gubernur Jabar.
Jumlah korban meninggal dunia akibat bencana itu sebanyak 10 orang dan dua orang masih hilang belum ditemukan.
BPBD Kabupaten Sukabumi mencatat hingga Minggu (8/12/2024) malam, jumlah warga yang mengungsi akibat terdampak bencana hidrometerologi mencapai 919 kepala keluarga atau 3.023 jiwa.
(Kaje/Aak)