BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Penyelenggaraan ibadah haji 2025 kembali tercoreng oleh persoalan mendasar di lapangan. Salah satu insiden yang ramai diperbincangkan adalah kejadian memilukan yang dialami jamaah haji asal embarkasi JKG yang terlantar.
Mereka harus menunggu sejak pukul 06.00 pagi hingga 10.30 waktu Arab Saudi tanpa kepastian soal keberangkatan menuju Arafah, salah satu fase paling krusial dalam rangkaian haji.
Masalah ini bukan sekadar keterlambatan teknis, melainkan mencerminkan minimnya koordinasi antara petugas haji Indonesia dan pihak sarikah (penyedia transportasi lokal di Arab Saudi).
Hal ini tidak hanya mengakibatkan keletihan fisik, tetapi juga menimbulkan kebingungan dan keresahan di tengah cuaca yang menyengat dan kondisi jamaah yang mayoritas lansia.
Baca Juga:
Indramayu Melepas 445 Calon Jamaah Haji Kloter 4
Suhu Arafah Capai 50 Derajat, Jemaah Haji Indonesia Dilarang Keluar Tenda Saat Wukuf
Dalam rekaman video yang beredar di media sosial, seorang jamaah wanita yang jadi korban terlantar, ia terdengar mengeluhkan nasib mereka.
“Lagi menunggu keberangkatan ke Arafah yang tidak ada kejelasan. Jadi bagaimana pemerintah,” katanya dengan nada kecewa.
Pernyataan ini datang dari umat yang datang ke Tanah Suci dengan harapan bisa beribadah secara khusyuk dan layak. Sayangnya, realita di lapangan justru memperlihatkan lemahnya sistem manajemen serta lambatnya respon dari otoritas terkait.
Padahal, keberangkatan ke Arafah adalah ritual puncak dalam ibadah haji. Setiap jamaah seharusnya mendapatkan jaminan kenyamanan, keamanan, dan kepastian waktu dalam pelaksanaannya. Namun ketika sistem transportasi yang menjadi tulang punggung logistik justru kacau, maka yang jadi korban adalah jamaah sendiri.
(Hafidah Rismayanti/_Usk)