BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Anggota DPRD Jawa Barat Agung Yansusan menyoroti ketimpangan jumlah tenaga kesehatan di Provinsi Jawa Barat yang masih jauh dari angka ideal berdasarkan Standar Pelayanan Minimum (SPM). Ia menekankan pentingnya dukungan anggaran untuk mengatasi persoalan ini demi mencegah keterlambatan pelayanan, khususnya di rumah sakit daerah.
“Idealnya jumlah tenaga kesehatan di Jabar harus sesuai dengan standar pelayanan minimum. Sayangnya, saat ini jumlahnya masih jauh dari standar tersebut,” ujar Agung saat diwawancarai.
Ia menambahkan bahwa perbaikan kondisi ini hanya dapat dilakukan dengan intervensi anggaran yang kuat, terutama untuk mendukung kebutuhan sumber daya manusia dan operasional layanan kesehatan.
Agung mengungkapkan kekhawatirannya terhadap potensi perlambatan pelayanan pasien, terutama dalam kondisi darurat di RSUD. “Saya berharap tidak ada lagi berita pasien gagal diselamatkan karena keterlambatan pelayanan. Untuk itu, anggaran menjadi kunci utama, baik untuk membayar tenaga kesehatan maupun operasional lainnya,” tegasnya.
Data dari Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2024 memang menunjukkan ketimpangan signifikan dalam distribusi tenaga medis. Dokter spesialis menjadi satu-satunya profesi yang telah melampaui target, dengan rasio 14,97 per 100.000 penduduk, melebihi target 2025 sebesar 12, atau mencapai 124,77%.
Namun, jenis tenaga medis lain masih tertinggal. Rasio dokter umum baru mencapai 30,68 per 100.000 penduduk, atau 61,36% dari target 50. Dokter gigi lebih memprihatinkan, dengan rasio hanya 6,05 dan capaian 49,61% dari target 14. Sementara itu, meskipun jumlah perawat cukup tinggi dengan rasio 135,75, capaiannya masih 67,88% dari target 200 per 100.000 penduduk.
Baca Juga:
Agung Yansusan: Data Tidak Akurat, Bansos Sering Salah Sasaran
Tangkal Bank Emok, Agung Yansusan Dorong Ekonomi Rakyat Lewat Koperasi Merah Putih
Agung menilai bahwa pemerataan dan peningkatan jumlah tenaga medis merupakan tantangan mendesak yang perlu segera ditangani oleh pemerintah daerah. Tanpa perencanaan yang matang dan dukungan anggaran yang memadai, tujuan pelayanan kesehatan yang merata dan berkualitas di Jawa Barat sulit untuk dicapai.
(Virdiya/)