BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kedai Yuswa merupakan salah satu tempat yang sering dikunjungi oleh mahasiswa khususnya mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung.
Terletak di kawasan Bunderan Cibiru, Bandung, kedai ini menawarkan makanan dan minuman coklat dengan porsi yang banyak namun harga yang terjangkau.
Salah satu pelanggan, Aisyah (21), menceritakan alasan ia sering menjadikan kedai Yuswa sebagai pilihan untuk makan dengan harga yang murah.
“Berawal dari temen-temen aku yang suka ngajak kesini, terus akhirnya jadi tempat favorit kalau bingung cari makan karena dengan harga 13.000 udah bisa dapet porsi nasi yang banyak dan beragam lauk-pauk kayak ayam, mie, dan timun,” tutur Aisyah kepada Teropong Media, Rabu (5/2/2025).
Tak hanya itu, Aisyah juga mengungkapkan kebingungannya karena ia heran di keadaan sekarang masih ada tempat yang menyajikan menu yang enak namun cocok di kantong mahasiswa.
“Aku juga gatau yah harganya bisa semurah itu, aku ngiranya ibunya jualan sambil sedekah kali ya, soalnya kan tempatnya juga deket sama kampus, jadi wajar kalau semisalnya tempatnya rame sama mahasiswa,” ungkapnya.
BACA JUGA: Akasa Book Store, Kedai Teh Unik yang Nyempil di Sudut Pasar Cihapit Bandung
Hal itu pun dibenarkan oleh pemilik Kedai Yuswa, Khodiyah (56), yang menjelaskan bahwa harga murah yang diterapkan di kedainya bukan sekadar strategi pemasaran, melainkan juga merupakan keinginan sang Anak untuk berjualan tanpa menjadikan laba sebagai tujuan utamanya.
“Soalnya anak saya awal-awal buka bilang gini, Mah kita jualan nasi nya hitung-hitung sedekah aja ya jangan pikirin untung, soalnya kan saya udah kerja dapet bonus, kita ambil berkahnya aja dari jualannya,” jelasnya.
Buka di hari senin-sabtu pukul 10.30-22.00 WIB, kedai ini mampu menghabiskan 12 kg ayam, 3 kg telur, dan 1 kg bubuk coklat setiap hari nya. Namun, kedai yang diambil dari singkatan nama anak sang pemilik ini juga mengalami penurunan saat libur semester.
“Kalau penurunan saat libur semester kayak gini pastinya ada, sekitar 40% lah, sekarang cuman bisa habis 8 kg ayam, tapi masih alhamdulillah. Terus yang biasanya bubuk coklat untuk minuman juga habis 1 kg, kalau libur gini paling setengahnya,” jelasnya.
Menu favorit di kedai ini adalah Nasi Ayam Rendang dan minuman coklatnya. Selain itu, menu-menu yang disediakan ini juga merupakan racikan dari pemiliknya sendiri.
Salah satu pelanggan juga, Nur (20) mengungkapkan bahwa makanan di kedai ini mengingatkannya pada masakan rumahan.
“Aku suka ayam rendang karena biasanya kalau makan tuh sebagai anak kos paling ayam goreng, nah kalau ini jadi unik karena bumbunya rendang gitu. Selain itu juga, menu-menunya juga ngingetin sama masakan Ibu, soalnya masakan disini tuh rumahan banget,” pungkasnya.
(Magang UIN SGD/Lia Reliya Berliana-Aak)