BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Di tengah persaingan global antara raksasa teknologi seperti Amerika Serikat dan Tiongkok, Jepang tampil mengejutkan dunia.
Melalui lembaga riset unggulannya, National Institute of Information and Communications Technology (NICT), Negeri Sakura mencatat rekor baru yang bisa mengubah peta dominasi digital: internet dengan kecepatan 1,02 petabit per detik.
Sebagai perbandingan, kecepatan ini setara dengan 1.020.000 Gbps, cukup untuk mengunduh seluruh katalog film, musik, dan game di dunia dalam waktu singkat.
Lebih dari itu, Jepang tak sekadar menciptakan rekor. Mereka mengirimkan sinyal kuat ke dunia: masa depan konektivitas bukan hanya milik Silicon Valley atau Shenzhen.
Berbeda dengan banyak negara yang berlomba mengembangkan satelit atau jaringan 5G, Jepang memilih jalur sunyi namun revolusioner: menyempurnakan kabel serat optik standar yang sudah tersebar luas secara global.
Dengan mengadaptasi empat inti cahaya dalam satu kabel serta menggabungkan lebih dari 50 panjang gelombang cahaya, NICT berhasil membangun infrastruktur internet tercepat di dunia, bahkan dengan jarak uji hingga 50 kilometer tetap menunjukkan kestabilan yang luar biasa.
Baca Juga:
Tips Buat Google Form Mudah dan Cepat
Terobosan ini tidak hanya relevan untuk kalangan insinyur dan penggila teknologi. Kecepatannya menyentuh kepentingan strategis dalam berbagai bidang, seperti :
Geopolitik digital – Siapa pun yang menguasai tulang punggung internet global, menguasai arus data dunia.
Ekonomi masa depan – Koneksi real-time akan mempercepat pertumbuhan AI, metaverse, dan kendaraan otonom.
Keamanan siber dan dominasi cloud – Negara dengan kecepatan transfer data tertinggi memiliki keunggulan logistik dan taktis.
Ironisnya, saat negara lain sibuk berlomba mengembangkan produk AI, cloud, atau perangkat keras canggih, Jepang justru fokus mempercepat infrastruktur transportasi datanya. Dan langkah ini bisa jadi kartu truf dalam kompetisi global.
Sementara teknologi ini belum tersedia bagi masyarakat umum, tujuannya jelas: membentuk fondasi kokoh untuk generasi 6G, memperkuat kabel bawah laut lintas samudra, dan menjadi poros baru kekuatan digital Asia.
Dengan temuan ini, Jepang tidak hanya sekadar mencetak rekor. Mereka sedang membentuk ulang lanskap konektivitas dunia.
Dan mungkin, untuk pertama kalinya dalam dua dekade terakhir, mereka benar-benar siap merebut kembali posisi pemimpin teknologi global, bukan dengan gebrakan komersial, tetapi lewat kerja ilmiah yang senyap namun revolusioner.
(Budis)