BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) JAWARA-TECH Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggagas langkah kreatif dalam melestarikan bahasa krama dan aksara Jawa.
Melalui pendekatan berbasis teknologi, program ini menyasar siswa SD Muhammadiyah 16 Karangasem dengan tujuan mengembalikan bahasa daerah ke kehidupan sehari-hari anak-anak, baik di sekolah maupun di rumah.
Inisiatif ini lahir dari keprihatinan terhadap fenomena generasi Z dan Alpha yang semakin akrab dengan bahasa asing dan aksara luar, namun mulai menjauh dari warisan budaya sendiri. Dengan dukungan hibah PKM Tahun 2025, tim mahasiswa UMS menghadirkan pembelajaran bahasa krama dan aksara Jawa secara menarik, interaktif, dan menyenangkan.
“Kami memberikan materi bahasa krama melalui aplikasi mobile JAWARA Adventure yang kami kembangkan. Aplikasi ini berisi permainan edukatif untuk memperkuat pemahaman siswa,” kata Ketua Tim PKM, Ela Fitriana, melansirr laman UMS.
Ela menambahkan, metode pembelajaran yang digunakan adalah Game Based Learning dengan dukungan teknologi modern seperti aplikasi mobile, Augmented Reality (AR), dan Virtual Reality (VR). Pendekatan ini membuat siswa bisa belajar sambil bermain sekaligus terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Program yang resmi berjalan sejak 7 Juli 2025 ini digerakkan oleh lima mahasiswa UMS, yakni Ela Fitriana (PGSD) sebagai ketua, bersama Ja’anur Lathifah (PGSD), Alfina Dwiyanti (PGSD), Naurah Qolbia (Pendidikan Teknik Informatika), dan Siti Sofia (Pendidikan Teknik Informatika). Mereka dibimbing oleh dosen PGSD, Ika Candra Sayekti, S.Pd., M.Pd.
Selain aplikasi JAWARA Adventure, tim juga mengembangkan game AR Jejak Aji Saka yang mengajak siswa menjelajah dan merebut wilayah secara virtual sambil mengenal bahasa krama dan aksara Jawa. Tidak hanya itu, teknologi VR juga dihadirkan melalui Museum JAWARA-TECH, tempat siswa bisa melihat tokoh pahlawan Indonesia sekaligus belajar bahasa krama.
“Penerapan ini kami dasarkan pada literatur Astuti dkk. (2020), yang menyebut pelestarian bahasa krama dan aksara Jawa berbasis game adalah bentuk revitalisasi budaya yang relevan di era globalisasi. Terbukti, penggunaan permainan edukatif mampu meningkatkan minat siswa dalam mempelajari bahasa daerah,” jelas Ela.
Diharapkan, program ini mampu meningkatkan pemahaman, keterampilan, sekaligus minat siswa dalam mempraktikkan bahasa krama dalam kehidupan sehari-hari, serta menumbuhkan kecintaan terhadap aksara Jawa sebagai media tulis yang indah dan bernilai budaya.
Kepala SD Muhammadiyah 16 Karangasem, Maghfirotun Na’imah, turut mengapresiasi program tersebut. Ia menilai kegiatan ini sejalan dengan visi sekolah sekaligus mendukung program Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang tengah digencarkan Dinas Pendidikan Kota Surakarta.
“Saya berharap program ini bisa menjadi branding bagi sekolah dan membantu anak-anak mencintai bahasa krama dan aksara Jawa,” ujarnya.
Baca Juga:
“Bawal Cipanjalu”: Inovasi Mahasiswa UHS Ubah Waluh Siam Jadi Cemilan Balado Bernilai Tinggi
Minyak Jelantah Antarkan Mahasiswa Unair Raih Prestasi Internasional di Singapura-Malaysia
Dengan mengusung semangat “Teknologi untuk Budaya”, Tim PKM-PM JAWARA-TECH optimistis dapat terus menjaga eksistensi bahasa krama dan aksara Jawa di tengah derasnya arus globalisasi.
(Virdiya/_Usk)