BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Sistem rem Braking System (ABS) pada sepeda menambah keamanan signifikan dari risiko kecelakaan, terutama dalam situasi darurat. Namun, untuk memaksimalkan manfaatnya, pengendara harus memahami cara kerja dan penggunaannya dengan benar.
Banyak orang sering salah paham bahwa teknologi pengeraman tersebut memberikan cengkraman lebih pakem. Padahal, fungsi utama bukan untuk meningkatkan daya cengkeram rem, melainkan untuk mencegah roda terkunci saat pengereman mendadak, sehingga tak tergelincir.
Cara Kerja Rem ABS
Melansir berbagai sumber, cara kerja ABS meliputi tiga hal, yakni sensor kecepatan, katup tekanan cairan rem dan controller. Cara kerjanya, meliputi:
- Deteksi Kecepatan Roda
Ketika pengendara menekan tuas rem, sensor kecepatan mulai bekerja dengan mendeteksi apakah roda akan terkunci. - Modulasi Tekanan Rem
Jika sensor mendeteksi roda nyaris terkunci, modulator akan memberi perintah kepada piston rem untuk mengurangi tekanan cairan rem melalui mekanisme katup. - Pengembalian Tekanan Rem
Setelah risiko roda terkunci berkurang, tekanan pada piston rem kembali normal. Proses perubahan tekanan ini berlangsung sangat cepat, sekitar 15-50 kali per detik, sehingga roda tidak pernah benar-benar terkunci.
BACA JUGA: Perbedaan Honda Stylo Versi ABS dan CBS, Cuma Beda Rp3 Juta!
Dengan demikian, ABS membantu motor tetap stabil dan memungkinkan pengendara untuk mengendalikan setang saat melakukan pengereman.
Tips Pengereman
Meskipun ABS membantu menghindari kecelakaan dengan mencegah roda terkunci, pengendara tetap harus memahami bahwa ABS bukan pengganti teknik berkendara yang benar.
Ketika menggunakan ABS, pengendara harus mencoba membelokkan setang dan menghindari garis lurus. Jika hanya mengandalkan ABS dan tetap melaju lurus, risiko menabrak objek di depan bisa meningkat karena ABS cenderung menghentikan motor dalam jarak yang lebih jauh dibandingkan rem biasa.
ABS adalah fitur keselamatan yang sangat penting, terutama dalam situasi pengereman mendadak. Namun, penggunaannya harus disertai dengan pemahaman dan teknik berkendara yang benar.
Mengandalkan ABS tanpa mengerti cara kerjanya bisa berbahaya. Pengendara harus tetap mengasah keahlian berkendara mereka dan memposisikan ABS sebagai alat bantu, bukan pengganti keterampilan mengemudi.
(Saepul/Budis)