Jadi Sorotan Dugaan Eksploitasi, Begini Sejarah Sirkus OCI Taman Safari

Penulis: Anisa

eksploitasi sirkus taman safari-2
(instagram @@princess_leonyferonia)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) merupakan salah satu ikon hiburan yang mewarnai dunia pertunjukan di Indonesia.

Namun, dalam beberapa waktu terakhir, nama besar OCI kembali mencuat ke permukaan bukan karena prestasi atau penampilannya, melainkan karena isu pelanggaran hak asasi manusia yang menyeret nama besar Taman Safari Indonesia.

Sejarah Sirkus OCI Taman Safari

Oriental Circus Indonesia atau OCI didirikan sekitar tahun 1967 oleh keluarga Tan Nio, yang merupakan pelaku seni pertunjukan keliling. Sirkus ini hadir di masa ketika masyarakat Indonesia masih minim hiburan modern, dan sirkus menjadi tontonan spektakuler yang anak-anak hingga orang dewasa gemari.

Pertunjukan OCI terkenal dengan atraksi sirkus tradisional, seperti akrobat, pertunjukan hewan, badut, hingga aksi ekstrem yang mengundang decak kagum. Saat itu, OCI menjadi satu dari sedikit sirkus yang memiliki struktur organisasi profesional dan mampu berkeliling dari kota ke kota di seluruh Indonesia.

Kolaborasi dengan Taman Safari Indonesia

Pada era 1990-an hingga awal 2000-an, Oriental Circus Indonesia menjalin kerja sama dengan Taman Safari Indonesia (TSI). Kolaborasi ini menjadi tonggak penting dalam sejarah sirkus OCI Taman Safari, karena OCI kemudian menjadi bagian dari hiburan utama yang tampil dalam kawasan Taman Safari.

Dengan dukungan fasilitas TSI, pertunjukan OCI berkembang lebih besar dan modern. Mereka mulai menggunakan teknologi pencahayaan dan suara canggih, serta memperkenalkan pertunjukan bertema yang menarik.

Tak hanya itu, kerja sama ini juga membuka kesempatan lebih luas bagi OCI untuk tampil di berbagai event nasional maupun internasional.

Namun, di balik kemegahan panggung dan tawa penonton, terdapat sisi gelap yang mulai terungkap belakangan ini. Mantan pemain dan kru sirkus OCI mulai angkat bicara mengenai praktik-praktik tidak manusiawi yang mereka alami selama bertahun-tahun bekerja di balik layar pertunjukan megah tersebut.

Isu Pelanggaran Hak Pekerja

Isu pelanggaran hak pekerja sirkus mulai ramai diperbincangkan publik sejak tahun 2023, setelah beberapa korban mempublikasikan kesaksian mereka mengenai penyiksaan fisik, eksploitasi kerja, hingga kekerasan psikologis yang terjadi dalam sistem kerja sirkus OCI.

Puncaknya terjadi pada awal 2025, saat laporan investigasi media mengungkap adanya mantan pemain sirkus yang mengaku menjadi korban eksploitasi sejak usia anak-anak.

Mereka menceritakan bagaimana mereka dipaksa tampil berulang kali, tidak mendapatkan akses pendidikan yang layak, dan hidup dalam pengawasan ketat yang membatasi kebebasan pribadi.

Hal ini tentu memicu kemarahan publik dan dorongan bagi pihak berwenang untuk menyelidiki lebih dalam. Nama Taman Safari Indonesia pun ikut terseret, karena disebut sebagai institusi yang pernah bekerja sama erat dengan OCI.

Namun, pihak TSI menegaskan bahwa kerja sama tersebut sudah lama berakhir dan mereka enggan dikaitkan dengan permasalahan internal OCI.

Tanggapan Taman Safari

Dalam sejumlah pernyataan resmi, Taman Safari Indonesia menegaskan bahwa mereka sudah tidak memiliki hubungan dengan Oriental Circus Indonesia sejak beberapa tahun lalu.

TSI juga menyatakan komitmen mereka terhadap prinsip perlindungan hak anak dan pekerja, serta menjamin bahwa seluruh aktivitas di lingkungan TSI kini dijalankan secara profesional dan beretika.

BACA JUGA:

Disorot Dugaan Eksploitasi, Siapa Pemilik Taman Safari Indonesia?

Dugaan Eksploitasi Sirkus OCI, Legislator Minta Polisi Usut!

Sementara itu, sejumlah korban dari mantan pemain OCI telah menempuh jalur hukum untuk menuntut keadilan atas apa yang mereka alami.

Lembaga bantuan hukum dan organisasi perlindungan anak turut memberikan dukungan moral dan hukum agar kasus ini dapat diusut secara tuntas.

Jadi itu merupakan sejarah tentang sirkus OCI Taman Safari.

(Kaje)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Sepeda motor menabrak vila
Tabrak Tembok Vila di Kampung Toga Sumedang Pemotor Tewas
Pemilik Toko Sembako Tewas
Tragis! Pemilik Toko Sembako di Bekasi Ditemukan Tewas Dengan Kondisi Mengenaskan
Honor of Kings
Bigetron dan Dominator Resmi Amankan Tiket ke Honor of Kings World Cup 2025
Tingkat Kemiskinan Majalengka
Tingkat Kemiskinan di Majalengka Tinggi, Lama Sekolah Jadi Sorotan Pemda
Christin Novalia Simanjuntak
Christin Novalia Simanjuntak Tinjau Persiapan SPMB 2025 di SMAN 1 Cisaat Sukabumi
Berita Lainnya

1

Seleksi Ketat, Ratusan Mahasiswa Bersaing untuk Menjadi Pelaut PIS lewat Program Beasiswa

2

Lokasi Tambang Gunung Kuda Cirebon Masuk Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Tinggi

3

Longsor Gunung Kuda Cirebon, ESDM Jabar Sebut Sudah Peringatkan Berkali-kali

4

Kue Cubit dan Komunikasi: Rahasia Sukses Mang Joker Dalam Membangun Hubungan dengan Pelanggan

5

Strategi Diversifikasi Produk
Headline
Pemkot Bandung Dukung Putusan MK Terkait SD-SMP Negeri dan Swasta Gratis
Pemkot Bandung Dukung Putusan MK Terkait SD-SMP Negeri dan Swasta Gratis
Penyebab Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Kabupaten Timor Tengah Utara
Penyebab Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Kabupaten Timor Tengah Utara
Nick Kuipers Tanggapi Usulan Bobotoh Yang Ingin Membuatkan Patung Sebagai Bentuk Apresiasi
Nick Kuipers Tanggapi Usulan Bobotoh Yang Ingin Membuatkan Patung Sebagai Bentuk Apresiasi
Longsor Gunung Kuda Cirebon
Tim SAR Gabungan Terus Upayakan Pencarian Korban Longsor Gunung Kuda Cirebon

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.