JAKARTA,TM.ID: Dalam era di mana perubahan iklim menjadi tantangan global yang mendesak, Google telah menunjukkan komitmennya untuk menjadi pemimpin dalam upaya melawan perubahan iklim. Salah satu alat utama yang mereka gunakan adalah kecerdasan buatan (AI).
Google adalah salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia, dan mereka telah mengambil langkah-langkah penting untuk mengurangi dampak lingkungan dari operasi mereka. Salah satu langkah utama yang mereka ambil adalah penggunaan AI untuk mengoptimalkan operasional mereka dan mengurangi penggunaan energi serta emisi karbon.
Penggunaan energi adalah salah satu aspek yang harus diatasi dalam pengembangan AI. Google telah berhasil mengurangi penggunaan energi di jaringan pusat datanya dengan beralih ke sumber daya listrik terbarukan berkat AI.
Mereka bahkan berhasil mengurangi energi yang dibutuhkan untuk melatih model AI hingga 100 kali lipat dan emisi hingga 1.000 kali lipat. Hal ini mencerminkan komitmen Google untuk mengurangi dampak lingkungan dari penggunaan energi mereka.
Selain penggunaan energi, konsumsi air juga menjadi perhatian Google dalam mendukung teknologi AI. Meskipun Google telah berkomitmen untuk mengisi kembali 120 persen air tawar yang dikonsumsinya pada tahun 2030 mendatang, mereka mengakui bahwa masih ada pekerjaan yang harus dilakukan.
Hingga tahun 2022, baru 6 persen air telah diisi kembali. Namun, perusahaan terus berupaya mencari solusi untuk mengatasi masalah ini.
Google telah mengalokasikan sebagian besar kapasitas AI mereka untuk layanan yang berfokus pada pemecahan berbagai aspek krisis iklim. Mereka telah mengembangkan alat-alat canggih seperti termostat Nest yang menggunakan pembelajaran mesin untuk mengurangi konsumsi energi.
BACA JUGA: Memori Penyimpanan Penuh? Google Punya Solusinya!
Selain itu, layanan Active Assist dari Google Cloud membantu mengidentifikasi peralatan TI yang tidak terpakai dan membantu perusahaan mengurangi emisi karbon.
Google juga menciptakan berbagai sumber daya yang menyediakan informasi terkait iklim dan ekosistem. Freshwater Ecosystems Explorer adalah salah satu alat yang mencolok yang membantu memvisualisasikan pergerakan air dari daratan ke atmosfer. Alat ini dapat menjadi berguna bagi tim keberlanjutan yang fokus pada pengelolaan air.
Google Maps juga berkontribusi dalam upaya keberlanjutan dengan menyediakan pilihan rute yang ramah lingkungan bagi pengemudi. Fitur ini tidak hanya memberikan estimasi waktu perjalanan, tetapi juga memberikan opsi dengan konsumsi bahan bakar atau daya baterai yang paling efisien. Hal ini membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dari kendaraan bermotor.
Google menggunakan AI untuk memprediksi banjir di berbagai wilayah, membantu masyarakat mendapatkan peringatan dini. Mereka juga menggunakan citra satelit dan analisis AI untuk memantau kebakaran hutan, memberikan wawasan berharga bagi petugas pemadam kebakaran dan keselamatan warga.
Google telah menjadi pelopor dalam mengintegrasikan AI dalam upaya keberlanjutan mereka. Mereka telah mengurangi dampak lingkungan dari penggunaan energi dan terus berupaya mengatasi tantangan konsumsi air. Dengan berfokus pada solusi inovatif yang didukung oleh kecerdasan buatan, Google terus memberikan contoh bagaimana teknologi dapat digunakan untuk menjaga planet kita.
(Budis)