Ini Kelebihan dan Kekurangan Film Kupu-Kupu Kertas

Penulis: Anisa

Kupu-Kupu Kertas
(Instagram @kupukupukertasfilm)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Film Kupu-Kupu Kertas, karya sutradara Emil Heradi, telah resmi rilis dan mencuri perhatian penikmat film Indonesia. Dengan menghadirkan sejumlah aktor dan aktris ternama seperti Amanda Manopo, Chicco Kurniawan, Ayu Laksmi, Iwa K, Fajar Nugra, dan Reza Oktovian, film ini menawarkan pengalaman sinematik yang mengesankan.

Kupu-Kupu Kertas berhasil mempersembahkan gambaran desa di Banyuwangi pada tahun 1965 dengan detail yang menakjubkan. Tim produksi sukses menciptakan atmosfer yang mengangkat nuansa tahun tersebut, mulai dari setting rumah hingga kehidupan sehari-hari para karakternya.

Akting Reza Arap yang memerankan salah satu karakter pun sukses mencuri perhatian dengan penjiwaan yang mendalam, memperkaya pengalaman menonton bagi penikmat film.

Alur Cerita yang Terburu-buru

Namun, meskipun kekuatan film ini terletak pada akting para pemainnya, terdapat kelemahan yang cukup mencolok, yaitu alur cerita yang terasa terburu-buru. Meskipun film ini memiliki durasi sekitar 1,5 jam, namun pengembangan karakter terasa kurang mendalam. Hal ini membuat penonton harus menggali sendiri latar belakang dan motif di balik tindakan setiap karakter.

Kisah romantis antara Ning dan Ihsan, yang seharusnya menjadi inti cerita, terasa seperti tersisihkan oleh fokus pada konflik politik antara Ansor dan PKI. Bagi penonton yang kurang familiar dengan sejarah Banyuwangi, ini bisa menimbulkan kebingungan dan memerlukan penjelasan tambahan.

BACA JUGA: Sinopsis Film Kupu-Kupu Kertas, Kisah Cinta Terhalang Ideologi

Pesan Mendalam yang Disampaikan

Meskipun demikian, film ini tetap berhasil menyampaikan pesan-pesan yang penting dan emosional. Film ini tidak hanya menghadirkan kisah cinta yang mengharukan, tetapi juga memberikan gambaran yang kuat tentang konflik politik.

Dengan menggambarkan kekejian yang terjadi di masa kelam tersebut, Kupu-Kupu Kertas mampu menyampaikan pesan tentang bahaya perseteruan dan kekerasan. Emosi dan perasaan yang terungkap dalam film ini mampu menggugah penonton dan memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang sejarah dan manusia.

 

 

(Kaje/Usk)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Bayern Munchen
Auckland City Dihajar Bayern Munchen 10 Gol Tanpa Balas
Nok Nang Dermayu 2025 - Dok Pemkab Indramayu
Nok Nang Dermayu Siap Bersaing di Moka Jabar 2025
Pendanaan Konservasi Laut
Pemerintah Luncurkan Inovasi Pendanaan Kawasan Konservasi Laut Pertama di Dunia
BYD M6
Kiprah Manis BYD M6 Selama 1 Tahun di Indonesia, Laris karena ini!
Ikan Nila Sakti Cirebon - Dok Pemkab Cirebon
Nila Sakti, Ikon Baru yang Menghidupkan Geliat Perikanan Cirebon
Berita Lainnya

1

Mengawal Janji Konstitusi: Pendidikan Dasar Gratis Untuk Siapa?

2

Pattern Recognition dalam Psikologi Kognitif: Mekanisme, Fungsi, dan Faktor yang Mempengaruhinya

3

Coding dan AI: Senjata Belajar di Era Society 5.0

4

Gunung Gamalama Alami Peningkatan Aktivitas Kegempaan dengan Ancaman Bahaya Lontaran Material Kawah

5

Jalan Rusak dan Keadilan Sosial: Ketika Aspal Bicara Tentang Infrastruktur Terabaikan
Headline
Chelsea
Chelsea Bungkam LAFC 2-0 di Piala Dunia Antarklub 2025
Piala Presiden 2025 Akan Digelar di Dua Stadion, Berikut Jadwal Lengkapnya 
Piala Presiden 2025 Akan Digelar di Dua Stadion, Berikut Jadwal Lengkapnya 
pemprov jabar utang BPJS Kesehatan
Ridwan Kamil Wariskan Utang BPJS Kesehatan Rp 300 M, Pemprov Jabar Kelabakan
PM Israel sebut Iran ingin bunuh donald trump
PM Israel Sebut Iran Ingin Bunuh Donald Trump

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.