BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Penyanyi pop internasional Dua Lipa tengah menjadi sorotan usai kabar dirinya memutus hubungan profesional dengan David Levy, manajer lamanya di agensi WME. Isu tersebut viral di media sosial setelah terungkap adanya surat kontroversial terkait Festival Glastonbury 2025 di Inggris.
Sebelum festival berlangsung pada Juli 2025, sejumlah artis dan pelaku industri musik disebut menandatangani surat pribadi yang ditujukan kepada Michael Eavis, pendiri Glastonbury. Surat itu berisi desakan agar grup rap asal Irlandia, Kneecap, dicoret dari daftar tampil.
David Levy disebut sebagai pihak pertama yang menandatangani dokumen tersebut. Namun surat itu bocor ke publik dan memicu kontroversi, terlebih karena Kneecap dikenal vokal mendukung Palestina.
Meski sempat diprotes, Kneecap akhirnya tetap naik panggung di Glastonbury dan bahkan menggaungkan yel-yel “Free Palestine” bersama puluhan ribu penonton.
Menurut laporan Daily Mail, terbongkarnya surat itu membuat Dua Lipa memilih untuk berpisah dengan Levy. Sumber industri musik menyebut sang penyanyi tidak lagi bekerja sama karena aksi Levy dinilai bertolak belakang dengan sikap politiknya.
Baca Juga:
Konser Dua Lipa di Jakarta Batal, Promotor Singgung Masalah Keamanan dan Logistik
Dua Lipa dan Sikap Pro-Palestina
Dua Lipa selama ini dikenal vokal dalam mendukung Palestina. Ia kerap menggunakan media sosial, termasuk Instagram dengan 88 juta pengikut, untuk mengecam operasi militer Israel di Gaza yang disebutnya sebagai genosida. Ia juga beberapa kali ikut serta dalam demonstrasi menentang keterlibatan Inggris dalam konflik tersebut.
Bagi Dua Lipa, keterlibatan manajer dalam upaya melarang musisi pro-Palestina tampil di panggung internasional tidak bisa ditoleransi.
Sumber menyebut sang penyanyi memandang Levy sebagai sosok yang mendukung perang Israel di Gaza, sehingga tidak sejalan dengan nilai-nilai yang selama ini ia perjuangkan.
Di sisi lain, grup rap Kneecap yang tampil di Glastonbury tetap menjadi sorotan publik. Selain mengibarkan dukungan untuk Palestina, salah satu personelnya, Liam O’Hanna alias Mo Chara, menghadapi kasus hukum di Inggris terkait dugaan mengibarkan bendera Hizbullah pada pertunjukan November lalu. Sidangnya dijadwalkan berlangsung akhir bulan ini.
Kneecap juga belakangan bersitegang dengan pemerintah Kanada setelah dilarang masuk dengan tuduhan mendukung kelompok militan seperti Hamas dan Hizbullah. Mereka menolak tuduhan itu dan berencana menempuh jalur hukum
(Hafidah Rismayanti/_Usk)