BANDUNG,TM.ID: Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kolombo bersama pemerintah Provinsi Tengah Sri Lanka memperingati 50 tahun jatuhnya pesawat jemaah haji Indonesia, yang mengangkut ratusan jemaah haji, jatuh di Seven Virgin Hill, Maskeliya, Provinsi Tengah, Sri Lanka.
Dalam peringatan itu, Duta Besar RI untuk Sri Lanka, Dewi Gustina Tobing, dan Gubernur Provinsi Tengah Sri Lanka, Lalith U. Gamage, berkunjung ke monumen dan makam para korban.
Dalam peristiwa maut itu, Pesawat DC 08 Martinair yang mengangkut 191 penumpang, jatuh di kawasan pegunungan Seven Virgins pada 4 Desember 1974 tengah malam.
BACA JUGA: Mendebarkan! Detik-detik Pesawat Jatuh Hampir Timpa Mobil di Malaysia
Melalui peringatan itu, Pemerintah Indonesia dan Sri Lanka menegaskan kembali komitmen untuk menjaga kenangan para korban dan memperdalam pemahaman serta persahabatan antara kedua negara. Sebuah momen yang memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Sri Lanka.
Setelah 50 tahun berlalu, peringatan pesawat jatuh yang mengangkut jemaah haji belum luput dalam ingatan Indonesia dan Sri Lanka akan kesedihan bersama dan kehilangan tewasnya banyak korban.
Keduanya juga, memastikan bahwa monumen dan makam tetap terawat dengan baik dalam jangka panjang. Pemeliharaan ini melibatkan penjadwalan perawatan rutin, inspeksi reguler, dan pembaruan sesuai kebutuhan. Sebuah langkah konkret untuk menjaga kelestarian dan nilai sejarah di balik tragedi ini.
Selain itu, KBRI Kolombo bersama pemerintah Sri Lanka berencana untuk merenovasi dan memperbarui monumen dan makam peringatan itu.
Pembenahan mencakup, antara lain perbaikan struktur fisik monumen, pemugaran makam, pemeliharaan lingkungan sekitar, dan peningkatan fasilitas dan aksesibilitas bagi pengunjung.
“Dengan merenovasi monumen dan makam para korban dengan cara yang tepat dan memadai, kita dapat memastikan bahwa warisan mereka dihormati dan dipelihara sebagai bagian penting dari sejarah kita,” kata Dubes Dewi melansir Antara, Sabtu (9/3/2024).
(Saepul/Usk)