JAKARTA,TM.ID: Indonesia bersiap menghadapi dampak fenomena El Nino yang mengakibatkan musim kemarau lebih panjang dari biasanya hal tersebut dinyatakan Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG) A. Fachri Rajab .
“Di Indonesia, El Nino memberikan dampak pada kondisi lebih kering sehingga curah hujan berkurang,
tutupan awan berkurang, dan suhu meningkat,” kata Fachri melansir laman bmkg.go.id Jumat (4/8/2023).
Beberapa daerah yang akan terdampak cukup kuat adalah sebagian besar wilayah Sumatera seperti
Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Bengkulu, Lampung. Seluruh Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara
Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara diprediksi memiliki curah hujan paling rendah dan berpotensi
mengalami musim kering yang ekstrem.
BACA JUGA : Tips Menghadapi Cuaca Panas ala Kemenkes
Fachri menambahkan, prakiraan curah hujan bulanan BMKG menunjukkan bahwa sebagai besar wilayah
Indonesia akan mengalami curah hujan bulanan kategori rendah bahkan sebagian lainnya akan mengalami
kondisi tanpa hujan sama sekali hingga Oktober nanti.
“Jadi harus tetap waspada akan potensi terjadinya kekeringan,” kata Fachri.
Indonesia bersiap fenomena El Nino
Adapun sektor yang paling terdampak dari fenomena El Nino adalah sektor pertanian-utamanya tanaman
pangan semusim yang sangat mengandalkan air. Rendahnya curah hujan tentunya akan mengakibatkan
lahan pertanian kekeringan dan dikhawatirkan akan mengalami gagal panen.
Oleh karenanya, BMKG mendorong pemerintah daerah-khususnya bagi daerah yang diprediksi terdampak
serius-untuk melakukan langkah mitigasi dan aksi kesiapsiagaan secepat mungkin. Caranya, melakukan
gerakan panen hujan, memasifkan gerakan hemat air, dan menyiapkan tempat cadangan air untuk puncak
kemarau.
(Usamah)