BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Mengimbau WNI menaati hukum yang berlaku di Jepang, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo meningkatkan komunikasi dengan Warga Negara Indonesia (WNI).
KBRI Tokyo pun melakukan kunjungan langsung ke sejumlah komunitas WNI di Sapporo dan sekitarnya pada 25-27 Juli 2025. Kegiatan ini digelar di sela-sela program pelayanan imigrasi dan kekonsuleran KBRI Tokyo yang diadakan di Kota Sapporo, Prefektur Hokkaido. Selain itu, juga berlangsung Temu Warga dengan KBRI Tokyo untuk membahas berbagai dinamika kehidupan di Jepang.
“Pola jemput bola dengan menyambangi langsung komunitas WNI adalah strategi kami untuk mengetahui secara langsung keseharian mereka,” kata Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Tokyo, Maria Renata Hutagalung, dalam keterangan tertulisnya.
Baca Juga:
Indonesia di-Blacklist Jepang untuk WNI Kerja? Padahal ini Faktanya
Jepang Perketat Aturan! WNI Harus Hadapi Tim Khusus Penanganan Warga Asing
KBRI Tokyo ingin mengetahui kehidupan WNI di lingkungan kerja, kampus, keseharian di lingkungan permukiman, dan sebagainya. Sebab, mereka merupakan representasi Indonesia yang di garda depan.
“Kami ingin berkolaborasi untuk memastikan bahwa warga Indonesia selalu taat aturan hukum dan berprestasi di lingkungan kerja dan perkuliahan,” ujar Maria.
Adapun sejumlah komunitas yang ditemui langsung oleh KBRI Tokyo, di antaranya jemaah Masjid Asahikawa dan Pengurus MWCINU Hokkaido; Perwakilan pekerja serta aktivis komunitas Indonesia (Kaigo, Pemagang, SSW, Enginer, komunitas olahraga).
Kemudian, Perwakilan Toroku Shien Kikan/TSK; serta Pengurus PPI Hokkaido; dan Perwakilan Komunitas Kristiani Sapporo.
“Kami juga meminta agar seluruh komunitas WNI di Hokkaido meneruskan informasi kepada seluruh WNI tentang pentingnya Lapor Diri,” ucap Maria.
Langkah awal pelindungan ini dapat diakses melalui Portal Peduli WNI (peduliwni.kemlu.go.id). Portal ini dikelola oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
“Lapor Diri ini bertujuan untuk mendata keberadaan WNI di Jepang. Sekaligus, memudahkan perwakilan Indonesia dalam memberikan pelayanan dan perlindungan,” ujarnya.
Sementara, Ketua Tanfidziyah MWCINU Hokkaido, Jarot Mahardika, mengapresiasi kunjungan Tim KBRI Tokyo ke Masjid Asahikawa Hokkaido. Masjid ini berjarak 2 jam perjalanan kendaraan dari Kota Sapporo.
“Alhamdulillah, masyarakat Indonesia yang berada di Asahikawa menyambut positif kunjungan KBRI. Kami merasakan ada perhatian pemerintah kepada diaspora yang ada di Asahikawa,” kata Jarot.
Menurut dia, dengan kehadiran KBRI Tokyo, pihaknya bisa menyampaikan banyak hal dan memberikan masukan untuk kemajuan bersama. Ia berharap ke depan agar layanan KBRI Tokyo lebih mudah dijangkau oleh diaspora yang berada di pelosok Jepang.
“Mudah-mudahan ada keberlanjutan komunikasi dengan komunitas yang ada di berbagai wilayah Jepang,” kata Jarot.
Hal senada disampaikan Ivonne Fransisca Tomatala, yang sudah 30 tahun tinggal di Jepang, dari Komunitas Kristiani Sapporo. Ivonne berharap agar layanan imigrasi dan kekonsuleran KBRI Tokyo dapat terus dilakukan guna memudahkan WNI di Hokkaido dalam pengurusan dokumen.
Dalam kesempatan tersebut, KBRI Tokyo juga memberikan layanan imigrasi dan kekonsuleran bagi WNI di Jepang. Sebanyak 151 warga Indonesia di Kota Sapporo dan sekitarnya memanfaatkan kesempatan layanan imigrasi berupa pengurusan dokumen paspor KBRI Tokyo.
Selain itu, KBRI Tokyo juga membuka layanan kekonsuleran berupa pernikahan, kelahiran, ketenagakerjaan, dan sosialisasi Lapor Diri. KBRI Tokyo juga menggelar kegiatan Temu Warga yang menjadi forum bersama antar warga dengan KBRI Tokyo.
Forum ini menjadi ajang dialog seputar keseharian kehidupan di Jepang dan berbagai permasalahan baik di dunia kerja dan sebagainya. KBRI Tokyo juga meminta kepada warga agar membiasakan diri melakukan cross check informasi yang beredar di media sosial. (_usamah kustiawan)