BEKASI, TEROPONGMEDIA.ID — Perwakilan Kementerian Keuangan Jawa Barat menyampaikan kinerja
Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) Jawa Barat sampai dengan April 2025 di Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Jawa Barat II, Jalan Ahmad Yani nomor 5, Kota
Bekasi, (Rabu, 28/5).
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Kanwil DJP Jawa Barat II R. Dasto Ledyanto menyampaikan
beberapa hal terkait kondisi perekonomian di Jawa Barat. Beliau menyampaikan hal-hal sebagai
berikut:
- Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di Jawa Barat sampai dengan 30
April 2025 mencatatkan total pendapatan Rp45,55 triliun (28,09 persen) dengan Total Belanja
Rp37,18 triliun (31,55 persen), sehingga menghasilkan surplus regional sebesar Rp8,36 triliun. - Kinerja ekonomi Jawa Barat Triwulan I-2025 tumbuh positif sebesar 0,28 persen (q-to-q), 4,98
persen (yoy). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 31,89 persen. Dari sisi pengeluaran, Komponen PK
LNPRT mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 5,8 persen. - Pada April 2025 terjadi Inflasi sebesar 1,67 persen (yoy) dengan IHK 108,73. Penyumbang
utama Inflasi yoy diantaranya emas perhiasan, kopi bubuk, minyak goreng, sigaret kretek
mesin, cabe rawit. - Neraca Perdagangan Maret 2025 (yoy) surplus USD 2,11 miliar, dengan total ekspor USD3,09
miliar mengalami penurunan 3,51 persen dari bulan sebelumnya dan total impor USD0,98 miliar
yang naik 10,38 persen dari bulan sebelumnya. Dilihat dari transaksi dengan mitra dagang
utama, perdagangan Nonmigas dengan AS menunjukan surplus mencapai USD441,39 juta
sedangkan dengan Tiongkok dan Taiwan mengalami defisit. - Nilai Tuka Petani (NTP) April 2025 turun 0,95 persen menjadi 112,03, sedangkan NTN naik
0,59 persen menjadi 113,21. NTP turun karena penurunan NTP Tanaman Pangan, NTP
Peternakan, dan NTP Perikanan. Indeks harga hasil produksi pertanian (IT) turun sebesar
0,40 persen dan Indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi petani (IB) naik sebesar 0,55
persen.
Lebih lanjut, Dasto menyampaikan kinerja di sisi pendapatan Pendapatan Negara Regional Jawa
Barat sampai dengan April 2025. Dasto menyampaikan beberapa hal berikut: - Target Penerimaan Negara dan Hibah pada tahun 2025 sebesar Rp162,18 triliun dan s.d 30
April 2025 terealisasi sebesar Rp45,55 triliun atau 28,09 persen dari target yang telah
ditetapkan. Secara akumulatif Pendapatan Negara tumbuh sebesar 4,07 persen (yoy). - Realisasi penerimaan perpajakan tumbuh sebesar 3,83 persen (yoy). Pertumbuhan terutama
dikontribusi oleh pertumbuhan pada penerimaan Pajak Penghasilan, Cukai dan Pajak lainnya.
Sedangkan PBB terkontraksi sebesar 47,48 persen sebagai dampak perubahan kebijakan
pencatatan penerimaan pajak atas kewajiban pajak perusahaan-perusahaan besar di daerah
yang mulai dicatat sebagai target penerimaan kantor pajak besar (LTO, Large Tax Office) di
Jakarta. - Sampai dengan April 2025, Penerimaan Pajak di Jawa Barat didominasi oleh penerimaan yang
berasal dari WP Badan sebesar 84,11% persen . Sebanyak 89,31 persen penerimaan berasal
dari Pengawasan Pembayaran Masa (PPM). Jenis Pajak Lainnya mengalami pertumbuhan
positif yang signifikan (20.837,43 persen) sejalan penerapan sistem Deposit penyetoran Pajak.
PPh Non Migas tumbuh sebesar 2,86 persen (Rp457,55 miliar) secara yoy. - Penerimaan Kepabeanan dan Cukai di Jawa Barat s.d. 30 April 2025 sebesar Rp10,41 triliun
atau 34,01 persen target APBN dan ekstra effort sebesar Rp28,83 miliar (0,28 persen. Terdapat
realisasi Bea Keluar (BK) sebesar Rp2,8 juta dari komoditas kulit dan kayu pada KPPBC Bogor
(ekspor melalui PLB).Pertumbuhan penerimaan total (yoy) tumbuh 8,96 persen atau Rp0,86
triliun, didorong pertumbuhan limpahan CK1 tahun 2024 dan produksi sigaret utama (SKM
Gol.I) berdasarkan CK1 tahun 2025 tumbuh 4,49 persen yoy atau 228,29 juta batang. - Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Jawa Barat dan Kantor Pengawasan dan
Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) melakukan pengawasan dan penindakan rokok ilegal
dengan jumlah penindakan 1 Januari s.d. 30 April 2025 sebanyak 626 penindakan, serta jumlah
Barang Hasil Penindakan 27,31 juta batang dengan perkiraan nilai barang Rp39,81 miliar dan
potensi penerimaan negara yang hilang Rp20,64 miliar. - Realisasi PNBP mengalami pertumbuhan positif sebesar 8,53 persen (yoy) disumbang oleh
pertumbuhan PNBP lainnya sebesar 18,04 persen sedangkan Pendapatan PNBP BLU
terkontraksi sebesar 1,01 persen.
Sementara itu, di sisi pendapatan kinerja belanja di postur APBN regional Jawa Barat sampai
dengan April 2025. Dasto menyampaikan beberapa hal sebagai berikut: - Pagu Belanja Negara pada APBN regional Jabar tahun 2025 sebesar Rp117,87 triliun. Sampai
dengan 30 April 2025 telah terealisasi Rp37,18 triliun atau 31,55 persen dari pagu. - Belanja K/L sampai dengan 30 April 2025 terealisasi sebesar Rp10,24 triliun atau 25,17 persen
dari pagu. Fungsi Pelayanan Umum mendominasi realisasi belanja sebesar Rp27,53 triliun
tumbuh 0,96 persen. - Berdasarkan jenis belanja, Belanja Pegawai tumbuh tipis 2,01 persen sementara Belanja
Bantuan Sosial tumbuh 12,13 persen, yang mencerminkan komitmen pemerintah dalam
menjaga keberlanjutan program perlindungan sosial bagi masyarakat. Belanja Modal dan
Belanja Barang mengalami kontraksi cukup dalam, masing-masing sebesar 67,29 persen dan
61,91 persen. Penurunan ini sejalan dengan kebijakan efisiensi anggaran pada belanja
operasional dan pembangunan fisik. - Belanja Transfer ke Daerah, khususnya Dana Desa, DAK Non Fisik, dan Dana Insentif Fiskal,
mencatat pertumbuhan cukup signifikan. Kondisi ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam
memperkuat kapasitas fiskal daerah.TKD telah terealisasi sebesar Rp26,95 triliun atau 34,91
persen dari pagu 2025, tumbuh 14,78 persen (yoy).
Dalam rangka meningkatkan UMKM di Jawa Barat, Dasto Pemerintah menyalurkan bantuan kredit
UMi dan KUR. Realisasi penyaluran UMi 1Januari sampai dengan 30 April 2025 sebanyak
Rp225,51 Miliar dengan jumlah debitur sebanyak 48.763 debitur. Realisasi penyaluran KUR 1
Januari hingga 30 April 2025 sebanyak Rp9,18 Triliun dengan jumlah debitur sebanyak 172.285
debitur.
Sebagai kesimpulan, APBN terjaga sebagai alat countercyclical, dan akan dikelola secara hati- hati
namun tetap ekspansif, guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan memperkuat fondasi ekonomi
nasional di tengah ketidakpastian global.
(Aak)