BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Komedian senior Nunung Srimulat kini menyadari bahwa terlalu mengutamakan kepentingan orang lain tanpa memikirkan diri sendiri adalah kesalahan besar yang pernah ia lakukan.
Dulu, ia berusaha mengangkat derajat keluarganya yang berasal dari latar belakang ekonomi sulit, bahkan mengalokasikan sebagian besar penghasilannya untuk membantu sanak saudara.
“Hampir semua saya biayai, dari yang besar sampai yang kecil,” ujar Nunung dalam wawancara di kanal YouTube Reyben Entertainment.
“Keluarga saya memang tidak ada yang mampu, jadi saya merasa dikasih rezeki lebih untuk membantu mereka.”
Di balik niat mulianya, Nunung mengakui bahwa ia lupa merencanakan masa depannya sendiri. Kala itu, ia berpikir bahwa rezekinya akan terus mengalir tanpa henti.
“Aku pikir ya sudah, aku mampu,” ungkapnya. “Dalam pikiran saya, besok gimana, enggak ngerti. Saya hidup seperti dikejar uang, bukan mengejar uang.”
Kesuksesan kariernya di dunia hiburan seharusnya menjadi momentum untuk mengelola keuangan dengan lebih bijak. Namun, keinginan untuk membantu keluarga membuatnya kurang memperhitungkan kebutuhan pribadinya di masa depan.
“Membantu itu boleh, apalagi keluarga,” kata Nunung.
“Saya ke orang lain saja bantu, apalagi saudara yang benar-benar tidak mampu,” lanjutnya
BACA JUGA:
Nunung Srimulat Bangkit dari Keterpurukan: Sederet Artis Turun Tangan Membantu
Nunung Sadar
Kini, di usianya yang tidak lagi muda, Nunung menyadari pentingnya memiliki keseimbangan antara membantu orang lain dan memastikan kestabilan diri sendiri.
“Tapi kita harus mempersiapkan diri dulu,” ujarnya. “Kita kan punya keluarga juga.”
Kesadaran ini mungkin datang terlambat, namun ia berharap kisah hidupnya bisa menjadi pelajaran bagi banyak orang, terutama generasi muda yang tengah merintis karier.
“Pelajaran buat saya, meskipun dibilang telat, ya sudah. Di usia sekarang, baru sadar,” tambahnya.
Saat ini, Nunung dan suaminya tinggal di sebuah kamar kos. Meski kehidupannya jauh berbeda dibandingkan masa kejayaannya dulu, ia tetap berusaha bersyukur dan menerima keadaan dengan ikhlas.
“Kalau dibilang sedih, sedih pasti. Tapi ini hidup harus dijalani,” ujarnya.
Bagi Nunung, rumah bukan sekadar tempat tinggal, melainkan tempat untuk merenung dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
“Meskipun ini (kamar kos) bukan milik saya, saya anggap ini istana saya. Di sini tempat saya berkeluh kesah, nangis, dan berdoa kepada Allah,” tutupnya.
Dengan kisah hidupnya yang penuh perjuangan, Nunung Srimulat mengajarkan bahwa membantu sesama itu baik, tetapi memastikan kesejahteraan diri sendiri terlebih dahulu adalah hal yang tidak boleh diabaikan. Kisahnya menjadi inspirasi bagi banyak orang agar lebih bijak dalam mengelola kehidupan dan keuangan.
(Hafidah Rismayanti/Usk)