BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID — Belakangan ini, pengguna media sosial X (sebelumnya Twitter) heboh dengan kabar bahwa Kominfo berencana blokir platform milik Elon Musk tersebut. Rencana pemblokiran Twitter telah menyebabkan sejumlah pengguna X di Indonesia beralih dan membuat akun di platform lain yang terkenal sebagai Bluesky.
Dalam menghadapi perubahan ini, pengguna awam perlu mengetahui perbedaan antara Bluesky dan Twitter sebelum memutuskan untuk menggunakan platform baru tersebut.
Bluesky adalah jaringan sosial mikroblog sumber terbuka dan terdesentralisasi yang mirip dengan Twitter. Proyek Bluesky mulai pada 2019 oleh Jack Dorsey, CEO Twitter saat itu.
Bluesky pada dasarnya adalah versi sederhana dari Twitter, di mana pengguna dapat memposting “skeet” (tweet) sepanjang 300 karakter dengan foto dan GIF, namun tidak dapat menyertakan video.
Fitur-fitur seperti balasan, retweet, kutipan, dan like tetap ada. Bluesky juga memiliki fitur Feeds, Following, Popular With Friends, What’s Hot, dan Discover. Berbeda dengan Twitter, feed utama Bluesky tidak bersifat algoritmik dan menampilkan postingan dalam urutan kronologis.
Perbedaan antara Bluesky dan Twitter
- Bluesky memiliki batas karakter 300, sedangkan Twitter 280.
- Bluesky hanya mengizinkan foto dan GIF, bukan video.
- Bluesky tidak memiliki timeline algoritmik “For You”, sementara Twitter memiliki fitur tersebut.
- Bluesky memungkinkan pengguna membuat feed sendiri yang dapat diikuti oleh orang lain.
- Pengguna Bluesky dapat meng-hosting server sendiri dan tetap berinteraksi dengan pengguna lain di platform.
BACA JUGA : Elon Musk Umumkan Era Twitter Usai, yang Kini Jadi X
Dengan kehadiran Bluesky sebagai alternatif untuk pengguna yang mencari platform mirip Twitter, pengguna dapat menikmati pengalaman yang serupa dengan nuansa yang berbeda.
Bluesky menawarkan keterbukaan dan desentralisasi yang membedakannya dari Twitter, memberikan pengguna lebih banyak kontrol atas pengalaman mereka dalam bermedia sosial.
Penjelasan mengenai rencana beralih dari Twitter ke Bluesky ini dapat membantu pengguna X untuk memahami platform baru yang mereka gunakan.
(Hafidah Rismayanti/Usk)