BANDUNG, SUAR MAHASISWA AWARD — Bagi sebagian orang terkadang musik menjadi pelampiasan manusia ketika mereka stress, cemas, bahkan lelah. Banyak sekali seseorang merasakan kenyamanan saat mendengar musik. Fenomena ini menarik untuk dikaji melalui sudut pandang psikologi kognitif, khususnya bagaimana otak manusia memproses suara menjadi pengalaman emosional. Namun, mengapa musik bisa menimbulkan rasa nyaman? Hal ini bisa ditemukan dalam teori sensasi, persepsi, emosi dan memori.
Dalam psikologi kognitif, sensasi adalah proses awal dari sistem indera yang menerima stimulus dari lingkungan. Stimulus adalah pemicu pertama yang ditangkap oleh indera kita dan membuat otak merespon. sedangkan persepsi adalah interpretasi otak terhadap stimulus tersebut. Telinga bisa menangkap getaran suara dari musik, lalu otak mengartikan pola-pola harmonis sebagai sesuatu yang menenangkan.
Teori Pertama adalah mere exposure effect dari Robert Zajonc (1968) Teori ini menyatakan bahwa semakin sering kita mendengar musik tertentu, semakin besar pula kemungkinan otak kita menyukainya. Hal ini karena otak kita terbiasa dan merasa aman dengan hal yang familiar.
Selanjutnya, Processing Fluency Theory dari Reber, Schwarz, dan Winkielman (2004) menjelaskan bahwa otak menyukai informasi yang mudah diproses. Musik yang memiliki struktur sederhana, berulang, dan harmonis bisa membuat pemrosesan menjadi lancar dan menyenangkan.
Cognitive Appraisal Theory oleh Richard Lazarus menunjukan bahwa rasa nyaman bisa muncul itu karena kita menilai stimulus. Jika kita menilai musik sebagai sesuatu yang indah atau menyenangkan maka emosi positif akan muncul sebagai respons.
Schema Theory dari Piaget dan Bartlett menjelaskan bahwa sebuah pengalaman yang pernah dilewati atau sebelumnya dengan musik (misal digunakan sambil belajar atau momen bahagia) bisa menciptakan skema kognitif bahwa jenis musik tertentu identik dengan ketenangan. Salah satu contohnya adalah musik instrumental klasik seperti Canon in D sering diasosiasikan dengan suasana bahagia dan damai oleh banyak orang.
Pengalaman nyaman saat mendengarkan musik tidak hanya berasal dari kualitas musikalnya, tetapi juga dari bagaimana otak manusia menerima, merespons, dan menafsirkan suara tersebut. Dengan menggabungkan teori-teori dari Psikologi kognitif, kita bisa memahami bahwa perasaan nyaman adalah hasil dari kerjasama yang rumit tetapi seirama antara sensasi, persepsi, emosi, memori dan penilaian dari pikiran kita.
Cobalah mendengarkan musik tertentu dan perhatikan suasana perasaan apa yang muncul, apa yang dirasakan, dan dipahami. Di sanalah esensi musik dapat dirasakan.
“One good about music, when it hits you, you feel no pain”
Translate: “Satu hal yang baik tentang musik, ketika musik menyentuhmu, kamu tidak akan merasa sakit”- Bob Marley (Musisi Dunia).
“Apa maksudmu musik tidak berguna? Musik memiliki kekuatan untuk menyatukan orang-orang!!! Bahkan jika aku tidak bisa bertarung seperti yang lain, aku masih bisa mengangkat semangat mereka!”
-Brook (One Piece)
Penulis:
Danar Putra Fortuna