BANDUNG,TM.ID: Terlihat pada laman Bapnas (Badan Pangan Nasional) harga bahan pangan, terutama beras mulai turun.
Hari ini, pada tanggal 17 Maret 2024 pukul 15.46 WIB, harga rata-rata beras premium turun sebesar 0,12% menjadi Rp16.410 per kilogram, sedangkan harga beras medium juga mengalami penurunan 0,07% menjadi Rp14.290 per kilogram.
Meskipun demikian, Saat ini, harga beras masih berada di atas batas tertinggi yang ditetapkan pemerintah, yaitu Rp14.900 – Rp15.800 per kilogram untuk beras premium dan Rp10.900 – Rp11.800 per kilogram untuk beras medium.
Kemudian, telihat harga bawang merah rata-rata juga mengalami penurunan sebesar 1,42% menjadi Rp33.920 per kilogram. Demikian pula, harga bawang putih hari ini mengalami penurunan sebesar 0,92% menjadi Rp40.830 per kilogram.
Berbagai cabai-cabaian juga mengalami penurunan harga secara seragam. Harga rata-rata cabai merah keriting hari ini mengalami penurunan sebesar Rp6.850 menjadi Rp60.740 per kilogram, sementara harga cabai merah rawit turun sebesar Rp5.530 menjadi Rp60.680 per kilogram.
Bahan pangan sumber protein hewani, seperti daging sapi, daging ayam, dan telur, juga mengalami penurunan harga. Harga rata-rata daging sapi murni hari ini turun sebesar Rp2.220 menjadi Rp135.060 per kilogram secara nasional.
Sementara itu, harga daging ayam rata-rata mengalami penurunan sebesar 1,57% menjadi Rp38.160 per kilogram, sementara harga telur ayam turun 1,15% menjadi Rp31.900 per kilogram.
Harga minyak goreng, baik dalam bentuk curah maupun kemasan, juga mengalami penurunan. Rata-rata harga minyak goreng curah turun 1,38% menjadi Rp15.710 per liter. Sementara itu, harga minyak goreng kemasan sederhana hari ini juga turun sedikit, sebesar 0,045%, menjadi Rp17.700 per liter.
Sebelumhya, berdasarkan laporan bulanan FAO (The Food and Agriculture Organization) yang diterbitkan pada 13 Maret 2024, FAO memberikan peringatan harga domestik kepada beberapa negara yang mengalami tingkat tinggi.
Myanmar adalah salah satu negara dalam kawasan Asia Tenggara yang disebutkan, yang terkait dengan situasi kenaikan harga beras dalam negerinya hingga mencapai 60 persen pada bulan Februari.
Dalam rangka menstabilkan harga beras, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi menjelaskan bahwa pihaknya telah memulai penerapan kebijakan relaksasi sementara terkait Harga Eceran Tertinggi (HET), khususnya untuk beras premium.
Langkah relaksasi HET ini bertujuan untuk memungkinkan stok beras yang sebelumnya memiliki harga perolehan yang tinggi agar dapat dijual sepenuhnya di pasar.
“Jadi relaksasi HET kita untuk beras premium, dari tanggal 10 Maret sampai 23 maret. Kenaikannya Rp 1.000 per kilogram (kg). Ini karena sebelumnya harga GKP kan lumayan tinggi. Kemudian seiring berjalannya panen dalam negeri, maka harga gabah itu akan mulai terkoreksi sekitar 2-3 minggu ke depan, sehingga dirasakan perlu relaksasi ini. Sampai dengan nanti stok lama yang dengan perolehannya masih dengan harga lebih tinggi, bisa kita flat out dengan lebih cepat,” kata Arief, di Gudang Perum Bulog Bakaran Batu, Labuan Batu, Sumatera Utara, mengutip badanpangan, Selasa (17/3/2024).
BACA JUGA: Pj Gubernur: Stok Beras di Jabar Tidak Defisit
Mengenai beras komersial dari Perum Bulog, Arief juga menyatakan bahwa harganya tidak mengalami penurunan akibat kebijakan relaksasi.
Hal ini dilakukan sebagai upaya intervensi dari pemerintah untuk menjaga stabilitas pasokan di pasar.
“Jadi setelah tanggal 23 Maret, harga akan kita kembalikan kembali. Kalau secara total kan kebutuhannya 1 bulan itu keperluan kita itu nasional kan sekitar 2,5 sampai 2,6 juta ton. Jadi kurang lebih yang akan di flat out itu sekitar 1 sampai 1,2 juta ton. Kita memang minta tolong ke semua stakeholder secara serentak melaksanakan relaksasi ini,” jelas Arief.
(Vini/Aak)