JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi menilai, kelakar Presiden Prabowo Subianto kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Agus Subiyanto mengandung makna dan pesan tertentu.
Presiden berkelakar, jika nama belakang Kapolri dan Panglima TNI digabung, maka mirip dengan nama beliau, Prabowo Subiyanto.
“Bukan sekadar kelakar. Ada makna dan pesan tertentu yang tersirat di balik kelakar tersebut. Apalagi itu keluar dari mulut seorang Presiden dan setidaknya sudah disampaikan dua kali dalam beberapa bulan terakhir,” kata R Haidar Alwi, Jumat (6/12/2024) malam.
Terbaru, Prabowo berkelakar dalam acara Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Rabu, 4 Desember 2024.
Sebelumnya, kelakar serupa juga pernah disampaikan Prabowo saat masih berstatus sebagai “Presiden terpilih” ketika menghadiri acara Peluncuran Geoportal Kebijakan Satu Peta (KSP) 2.0 dan White Paper One Map Policy (OMP) Beyond 2024 di Jakarta pada Kamis, 18 Juli 2024.
Menurut R Haidar Alwi, Prabowo sedang menyampaikan pesan kepada pihak-pihak yang mencoba menyerang dan mengadu domba antara dirinya dengan Kapolri dan Panglima TNI atau antara Kapolri dengan Panglima TNI.
“Upaya adu domba terhadap Prabowo dengan Kapolri misalnya desakan agar Prabowo mencopot Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo karena dianggap berkinerja buruk dan cawe-cawe di pilpres dan pilkada serentak 2024. Padahal, tuduhan itu tidak terbukti dan kinerja Polri diakui sangat positif, baik oleh lembaga survei nasional maupun internasional,” jelas R Haidar Alwi.
“Sedangkan upaya adu domba terhadap Kapolri dengan Panglima TNI misalnya usulan agar Polri ditempatkan kembali di bawah TNI. Selain tidak memiliki urgensi, usulan itu juga merupakan sebuah kemunduran dan pengkhianatan terhadap amanat reformasi,” sambung R Haidar Alwi.
Ia berpandangan bahwa Prabowo ingin menegaskan antara Presiden dengan Kapolri dan Panglima TNI merupakan satu kesatuan yang solid. Segala bentuk upaya adu domba akan berakhir sia-sia.
Terlebih, Prabowo sendiri mengaku merasa aman didampingi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Agus Subiyanto. Sebagaimana disampaikannya saat berpidato pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2024 di Grha Bhasvara Icchana, Kompleks Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta pada Jumat, 29 November 2024.
Selain itu, kelakar Prabowo di NTT juga diikuti dengan kalimat “jangan-jangan Kapolri dan Panglima TNI nggak diganti-ganti”.
“Seolah-olah Prabowo menjawab dan menolak permintaan pihak-pihak yang ingin agar dirinya melakukan pergantian Kapolri dengan mencopot Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo,” ungkap R Haidar Alwi.
BACA JUGA:Terganjal Kekuatan Jokowi, Pengamat Ungkap Pertemuan Prabowo dan Megawati Pudar
Pesan-pesan dalam kelakar Prabowo sekaligus menjadi peringatan bagi potensi ancaman yang mungkin datang dari dalam dan luar negeri. Bahwa Presiden sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan dengan Polri dan TNI sebagai simbol kekuatan strategis, antara satu sama lain saling mendukung.
“Prabowo unjuk kekuatan. Artinya, Indonesia siap menghadapi ancaman dari dalam dan luar negeri karena Polri dan TNI solid,” pungkas R Haidar Alwi.
(Agus Irawan/Usk)