Gus Ahad Menjawab Polemik PPDB Zonasi di Jawa Barat

gus ahad PDDB zonasi
FOTO (RRI)

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Wakil Ketua Komisi V DPRD Jawa Barat Fraksi PKS, Abdul Hadi Wijaya (Gus Ahad) angkat bicara terkait polemik Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) zonasi.

Gus Ahad mengatakan, pengurangan zonasi yang semula 100 persen kemudian dipangkas menjadi 50 persen, berawal dari protes masyarakat.

“Zonasi ini awalnya dibuat besar hampir 100 persen. Wah masyarakat protes banyak sekali, kemudian dikecilkan 80 persen dan kemudian 50 persen ini minimal peraturan dari permendikbud terkait zonasi,” papar Gus Ahad, di Bandung.

Menurutnya, seluruh zonasi mematok 50 persen secara minimal. Pengurangan tersebut karena zonasi kurang diminati.

“Ternyata semuanya mengambil 50 persen karena itu minimalnya segitu. Artinya, sesungguhnya zonasi tidak diminati ya ketika dikasih,” ungkapnya.

Ia menilai, jika zonasi banyak diminati akan di atas angka 50 persen, bahkan menyentuh 80 persen.

“Kalau diminati kan minimal 50 jadi 58, 60, 80 ya. Ini semua hampir 50,” jelasnya.

Tujuan adanya zonasi, jeas Gus Ahad, agar jarak sekolah dengan tempat tinggal siswa lebih dekat sekaligus mengantisipasi kemacetan jalanan.

Kemudian, menciptakan obyektivitas kepada para calon siswa yang dinilai lebih berhak serta menghilangkan syarat tes atau ujian parameter masuk sekolah favorit.

“Tujuan adanya zonasi waktu dicanangkan, pertama bermacam-macam ya, supaya ada keadilan, kemudian supaya tidak terjadi kemacetan karena semua orang sekolahnya deket,” paparnya.

“Dan ketiga supaya ada faktor objektif soal yang berhak dihilangkan ujian masuk,” sambungnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan contoh jarak sekolah terdekat yakni 70 centimeter dan 0,7 meter. Lalu, jarak terjauh 200-300 meter.

“Jarak terdekat 70 centi. 0,7 meter gitu ya. Dan itu bahkan di sebuah sekolah sudah beranjak tinggal tuh 200-300 meter,” katanya.

Ia lantas menyinggung terkait polemik PPDB zonasi yang sempat viral ada di Kota Bogor, Jawa Barat yang menurutnya sudah keluar dari logika.

“Semua orang yang berpikir aja, ini pasti ada permainan. Dan ini terbukti tahun ini (2023) yang cukup viral dan panjang diskusinya di Kota Bogor ya, baguslah. Ya Alhamdulillah Pak Galih menemukan alamat palsu,” pungkasnya.

 

(Saepul/Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
PLTB Cirebon
Investasi Rp2 Triliun, Proyek PLTB Cirebon Diharapkan Dorong Transisi Energi Nasional
Suar Mahasiswa Awards 2025
Jangan Asal Tulis! Ini Cara Bikin Caption Foto Jurnalistik yang Kuat dan Informatif
Suar Mahasiswa Awards 2025
5 Kampus yang Ikut Suar Mahasiswa Awards 2025, Kamu Siap Unjuk Karya?
PMK Bandung Barat
Cegah PMK, Bupati KBB Siapkan 26.000 Dosis Vaksin untuk Sapi Perah
suar mahasiswa awards 2025
Ikuti Suar Mahasiswa Awards 2025, Hadiah Jutaan Menanti!
Berita Lainnya

1

Bupati Cirebon Luncurkan Program 'DAKOCAN'

2

Kota Bandung Perlu Bangun Sistem Pangan Berkelanjutan

3

LSI: Kepala Daerah di Jabar Harus Ikuti Langkah Bupati Bandung Terjemahkan Program Presiden

4

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

5

UKRI Lakukan Kunjungan ke Teropong Media, Bahas Evaluasi Magang dan Peluang Kolaborasi
Headline
ijazah jokowi
Pengunggat Ijazah Jokowi Jadi Tersangka, Kasus Pemalsuan!
Aleix Espargaro
Kembali ke Lintasan MotoGP Sebagai Wildcard Honda, Aleix Espargaro Mengaku Gugup
Gempa Bumi Guncang Cilacap Jateng
Gempa Bumi M 3,4 Guncang Cilacap Jateng
Prakiraan Cuaca Sejumlah Kota di Indonesia 18 April 2025
Prakiraan Cuaca Sejumlah Kota di Indonesia 25 April 2025

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.