BANDUNG,TM.ID: Joko Anwar adalah seorang sutradara yang terkenal dengan karyanya dalam genre horor salah satunya film Siksa Kubur. Dalam pembuatan film ini, Joko Anwar memastikan bahwa lokasi syuting bukan hanya sekadar tempat, melainkan salah satu karakter penting dalam cerita.
Dia berpendapat bahwa lokasi syuting harus sesuai dengan skenario dan memiliki cerita serta sejarahnya sendiri. Baginya, lokasi bukan hanya tempat untuk memfilmkan adegan, tetapi juga harus mampu memberikan suasana yang tepat yang akan menghidupkan cerita.
Pemilihan Lokasi
Joko Anwar dan tim produksinya tidak mengambil lokasi secara sembarangan. Mereka menghabiskan waktu setahun lamanya untuk mencari lokasi yang sesuai dengan standar mereka. Lokasi yang terpilih harus memiliki karakteristik yang mampu menggambarkan suasana horor religi film Siksa Kubur.
Sang sutradara menegaskan bahwa standar pemilihan lokasi tidak hanya berdasarkan kriteria seram, melainkan juga keberadaan cerita dan histori di baliknya. Mereka memastikan bahwa setiap lokasi yang terpilih memiliki daya tarik visual dan naratif yang kuat, sehingga dapat menyatu secara sempurna dengan alur cerita yang tersusun.
BACA JUGA: Bocoran Sinopsis dan Pemain Film Siksa Kubur
Gua Juliana Bengkok di Pangandaran
Setelah melalui proses pencarian yang panjang dan teliti, akhirnya Joko Anwar dan tim produksi menemukan lokasi yang mereka cari di daerah Pangandaran, Jawa Barat. Gua yang ditemukan adalah Gua Juliana Bengkok, sebuah gua yang tidak berfungsi selama puluhan tahun dan telah dibangun pada masa penjajahan Belanda.
Gua ini memenuhi semua kriteria Joko Anwar, termasuk memiliki suasana yang mencekam dan sejarah yang menarik. Ketika pertama kali menemukan gua tersebut, tim produksi dikagetkan oleh pemandangan yang dipenuhi oleh koloni kelalawar dan rawa-rawa di sekitarnya. Meskipun kondisinya terbengkalai, namun gua ini memberikan nuansa yang tepat untuk membangkitkan ketegangan dalam film Siksa Kubur.
(Kaje/Usk)