Genjring Bonyok: Warisan Budaya Subang yang Tak Pudar Dimakan Zaman

Penulis: Aak

Kesenian Genjring Bonyok Subang
Kesenian Genjring Bonyok Kabupaten Subang (Dok. Pemkab Subang)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

SUBANG, TEROPONGMEDIA.ID — Dentuman bedug bergema riang, diiringi tabuhan genjring yang energik. Inilah ciri khas Genjring Bonyok, kesenian tradisional Subang, Jawa Barat, yang telah menghibur masyarakat sejak era kolonial.

Mengutip laman Pemkab Subang, berawal dari Kampung Bonyok, Desa Pangsor, Kecamatan Pagaden, kesenian ini terus berkembang menjadi identitas budaya Kabupaten Subang.

Kesenian yang terinspirasi dari Genjring Rudat ini lahir di tengah kerasnya kehidupan pekerja perkebunan P&L Lands masa kolonial.

Talan dan Sutarja, dua seniman legendaris, menjadi pionir yang mengembangkan kesenian ini dengan berbagai inovasi.

Evolusi Musik yang Tak Berhenti

Perjalanan Genjring Bonyok mencatat perkembangan menarik:

  • 1967: Hanya 5 personel dengan 1 bedug dan 4 genjring
  • 1969: Menambahkan terompet dengan 6 personel
  • 1982: Memasukkan gendang, goong, kenong, dan kecrek
  • 1987: Menghadirkan sinden dengan lagu ketuk tilu

“Kami terus berinovasi agar Genjring Bonyok tetap relevan,” ujar Asep Saepudin, generasi ketiga penerus kesenian ini.

Pementasan kesenian Genjring Bonyok telah menorehkan sejarah gemilang, di antaranya:

  • 1971: Pentas di Gedung Rumentang Siang Bandung
  • 1977: Juara Festival Genjring Bonyok se-Jawa Barat
  • 1978-1980: Tampil di Gor Saparua, Gedung Gubernur, dan HUT Kabupaten Subang

BACA JUGA

Kesenian Gembyung: Warisan Budaya Tradisional Kabupaten Subang

Genjring Umbul: Seni Akrobat Langka dari Indramayu

Kini Genjring Bonyok tak sekadar pengiring hajatan. Kesenian ini telah menjelma menjadi pertunjukan panggung profesional dengan koreografi memukau.

Bahkan sering berkolaborasi dengan Sisingaan dalam berbagai acara resmi. Genjring Bonyok adalah bukti kreativitas masyarakat Subang yang pantang menyerah.

Di era modern ini, Genjring Bonyok tetap menjadi kebanggaan warga Subang. Setiap dentuman bedugnya mengingatkan kita pada semangat para pendahulu yang terus berkreasi di tengah keterbatasan.

(Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Korupsi DAK
Kantor Dinas Pertanian Kaur Digeledah, Kuatkan Bukti Kasus Korupsi DAK Rp7,1 M
Tragedi Balon Udara di Brasil: 8 Tewas, Sebagian Penumpang Lompat dari Ketinggian
Tragedi Balon Udara di Brasil: 8 Tewas, Sebagian Penumpang Lompat dari Ketinggian
Selat Hormuz
Antisipasi Penutupan Selat Hormuz, Pertamina Siapkan Rute Alternatif
babi lepas
Babi Lepas Berkeliaraan di Bandung, Paksa Stop Pemotor-Pemobil!
anak siksa ibu
Anak Pelaku Siksa Ibu Ditangkap, Kronologi Bermula 'Suruh Pinjam Motor ke Tetangga'
Berita Lainnya

1

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU

2

PLN Majalaya Kota Gelar Program Pemasaran Keliling di Kecamatan Paseh, Jangkau 51 Pelanggan Baru

3

Ruang Inovatif untuk Anak Muda Solo Raya: Forum Eigerian Pertama Resmi Diluncurkan Perdana!

4

Bandung Siapkan Angkot Modern Ber-AC, Supir Digaji Pemkot, Era "Ngetem" Segera Berakhir

5

Mengenal Lebih Dekat Kecanggihan Persenjataan Iran dan Israel dalam Duel Udara
Headline
Bandung Siapkan Angkot Modern Ber-AC, Supir Digaji Pemkot, Era "Ngetem" Segera Berakhir
Bandung Siapkan Angkot Modern Ber-AC, Supir Digaji Pemkot, Era "Ngetem" Segera Berakhir
Link Live Streaming AVC Nations Cup 2025 Putra Indonesia Vs Australia Selain Yalla Shoot
Link Live Streaming AVC Nations Cup 2025 Putra Indonesia Vs Australia Selain Yalla Shoot
Gunung Ili Lewotolok Erupsi, Masyarakat Dilarang Melakukan Aktivitas Radius 2 Km
Gunung Ili Lewotolok Erupsi, Masyarakat Dilarang Melakukan Aktivitas Radius 2 Km
marc_marquez-SvUt_large
Dominasi Ducati di Mugello, Marc Marquez Kian Tak Terbendung

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.