Gawat! Kapasitas TPA Sarimukti Cuma Sekitar Sebulan Lagi, Bandung Raya Tak Punya Pilihan

Penulis: Aak

Cek Longsor Sampah di TPA Sarimukti Herman
Sekda Jabar Herman Suryatman saat mengecek longsor sampah di TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat, pada Maret 2025 lalu (Dok Pemprov Jabar). (Biro Adpim Jabar)

Bagikan

BANDUNG BARAT, TEROPONGMEDIA.ID — Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat (Sekda Jabar), Herman Suryatman mengungkapkan bahwa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti yang berlokasi di Bandung Barat hanya memiliki sisa kapasitas sampah untuk 41 hari lagi.

Oleh karena itu, wilayah Bandung Raya didorong untuk memaksimalkan penggunaan teknologi dalam menangani persoalan sampah.

“Dengan zona 1, 2, dan 4 yang sudah penuh, saat ini hanya tersisa kapasitas sekitar 50 ribu ton di zona 3. Sedangkan zona 5 masih dalam tahap penyelesaian dan baru bisa beroperasi pertengahan Juni 2025. Sementara itu, rata-rata sampah yang masuk ke Sarimukti mencapai 1.200 ton per hari, artinya waktu yang tersisa sangat singkat,” jelas Herman di Bandung, mengutip Antara, Senin (5/5/2025).

Menyikapi hal ini, Herman menegaskan bahwa kabupaten dan kota di Bandung Raya harus memanfaatkan teknologi pengolahan sampah karena ketergantungan pada TPA Sarimukti tidak bisa dipertahankan.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana menyediakan puluhan insinerator berkapasitas 10 ton per hari, disertai penerapan maggotisasi dan komposting, meski dalam skala terbatas, untuk mengurangi timbunan sampah di wilayah tersebut.

BACA JUGA

Tumpukan Sampah di Bandung Raya Tembus 1.600 Ton Perhari, Pemkot dan Pemprov Jabar Siapkan 60 Titik Insinerator dan RDF

Pemkot Cimahi Rencanakan Buang Sampah ke Bogor Akibat Darurat Sampah

Teknologi Penanganan Sampah

Rencana ini dibahas dalam rapat di Gedung Pakuan yang melibatkan Pemprov Jabar, Kodam III/Siliwangi, ahli dari ITB, serta perwakilan dari sejumlah daerah seperti Sumedang, Cimahi, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Bandung Barat.

Untuk insinerator, Kota Bandung akan mendapatkan sekitar 60 unit, Cimahi 6 unit, Kabupaten Bandung 25 unit, dan Bandung Barat 10 unit.

“Totalnya 84 unit dengan estimasi biaya Rp117 miliar (Rp1,4 miliar per unit). Pembiayaan akan dibagi bersama antara Pemprov dan pemerintah daerah kabupaten/kota dengan skema berbagi biaya 50-50,” ujar Herman.

Progres TPPAS Legok Nangka

Sementara untuk solusi jangka panjang, TPA Sarimukti diperkirakan masih dapat beroperasi hingga pertengahan 2028 sebelum beralih ke sistem Waste to Energy di Legok Nangka.

Namun, proyek Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah Regional (TPPAS) Legok Nangka masih menunggu surat penugasan dari Kementerian ESDM kepada PLN.

“Jika berjalan sesuai rencana, pembangunan akan dimulai awal 2026 dengan target penyelesaian dalam 36 bulan. Namun, konsorsium mengajukan waktu 42 bulan, sehingga masih dalam proses negosiasi,” jelasnya.

Herman juga mengimbau masyarakat untuk lebih serius mengelola sampah dari rumah. Pasalnya, sekitar separuh dari 1.200 ton sampah harian di Sarimukti merupakan sampah organik yang sebenarnya bisa diolah mandiri.

“Jika tidak ada tindakan nyata, krisis sampah bisa semakin dekat. Bandung lautan sampah bukan sekadar isu, melainkan ancaman nyata. Insinerator adalah solusi darurat, tetapi upaya seperti daur ulang, pemilahan, dan edukasi harus terus digencarkan. Semua pihak, mulai dari camat, lurah, hingga TNI-Polri, diminta terlibat dalam penyadaran masyarakat,” tegasnya.

Pemkot Bandung Siapkan Lahan untuk 60 Unit Insenerator

Di sisi lain, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengungkapkan bahwa produksi sampah di kota tersebut telah melebihi 1.600 ton per hari, sementara kapasitas pengolahannya belum meningkat signifikan. Oleh karena itu, Pemprov Jabar berkomitmen membantu penyediaan insinerator tambahan.

“Pemkot Bandung sedang menyiapkan lahan untuk 60 insinerator yang diinstruksikan. Kami juga meminta dukungan Gubernur Dedi Mulyadi untuk mempercepat perizinan dari Kementerian Lingkungan Hidup serta percepatan penerapan teknologi RDF oleh Kementerian PUPR,” kata Farhan.

(Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Ahmad Dhani
Bongkar Oligarki Musik! Ahmad Dhani Sentil Anang dan Mafia di Balik Industri Musik RI
Warga Antre Scan Retina, Worldcoin Dipertanyakan Soal Keamanan Data
Warga Antre Scan Retina, Worldcoin Dipertanyakan Soal Keamanan Data
program vasektomi gratis
Cek, Cara Ikut Program Vasektomi Gratis 2025
Nana Mirdad
Nana Mirdad Kaget! Fitur Paylater Ternyata Mirip Pinjol, Data Bisa Kacau di BI Checking
Akhmad Marjuki
Tegas dan Dekat Warga, Akhmad Marjuki Fokus pada Infrastruktur dan Pelayanan Publik
Berita Lainnya

1

Dari Likuiditas ke Pinjol: Mengapa Masyarakat Memilih Pembiayaan Instan?

2

Daftar Pajak Kijang Diesel, Semua Tipe Lengkap!

3

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

4

Indonesia Pingpong League Kembali Digelar, Jadi Harapan Untuk Mengembalikan Kejayaan Tenis Meja Indonesia

5

Cek Fakta: Hoaks! Video "Hujan Api" di Israel Ternyata Perayaan Hari Jadi Klub Sepak Bola di Aljazair
Headline
Persib Timnas Indonesia
Persib Bandung Kunci Gelar Juara Liga 1 Usai Persebaya Gagal Amankan Kemenangan
bayi dibuang
Sejoli Terekam Buang Bayi di Jatinegara Kaum, Netizen: Mau Enaknya, Nggak Mau Anaknya!
francesco-bagnaia-ducati-team-1-4197437430
Francesco Bagnaia di Bawah Tekanan, Ducati Minta Sang Juara Tampil Lebih Garang
diskon motor listrik pevs 2025
Tebar Diskon Motor Listrik di PEVS 2025, Maksimal Belasan Juta!

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.