BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Musim 2025 semakin menunjukkan betapa beratnya beban yang harus dipikul Francesco “Pecco” Bagnaia.
Di Grand Prix Aragon, juara dunia dua kali itu kembali gagal menunjukkan taringnya. Meski sempat menunjukkan harapan dengan start dari posisi keempat, ia tercecer di posisi ke-12 saat sprint dan pulang tanpa poin. Sementara Marc Marquez terus melaju di puncak klasemen dengan keunggulan 84 poin.
Yang menarik, kegagalan ini bukan semata soal kecepatan. Lebih dari itu, ada indikasi kuat bahwa Bagnaia sedang berada dalam krisis kepercayaan diri, akibat kombinasi tekanan internal dan masalah teknis yang belum terselesaikan.
Ia mengakui sejak sesi latihan bebas kedua (FP2), dirinya sudah “tidak nyaman” di atas motor.
“Saya tahu hari ini akan sulit. Di FP2 saya sudah merasa kesulitan, tidak senang dengan feeling saya,” ujar Bagnaia.
Meskipun tampil agresif saat kualifikasi, nyatanya saat sprint dimulai, segala usahanya tidak membuahkan hasil.
Ban depan motor Ducatinya beberapa kali terkunci saat pengereman, membuatnya kehilangan kendali dan sempat melebar di Tikungan 7 saat mencoba meniru titik pengereman rival di depannya.
“Saya coba segalanya, tapi bagian depan terlalu sering terkunci. Saya mengalami banyak understeer. Saya mencoba bertarung, tapi motor saya melawan,” keluhnya.
Baca Juga:
Francesco Bagnaia Minta Ducati Berbenah Jelang MotoGP Argentina
Situasi ini menjadi kenyataan pahit, Bagnaia bukan hanya kalah dari rival-rivalnya di lintasan, tetapi juga dari rekan setim sendiri, Marquez yang justru makin percaya diri dan konsisten di puncak klasemen.
Bagnaia mencoba tetap optimistis soal balapan utama pada Minggu, dengan rencana mengubah strategi dan penggunaan ban medium.
Namun, dari nada bicaranya, terlihat jelas bahwa harapan itu lebih berupa upaya bertahan daripada keyakinan akan kebangkitan.
“Kami akan mencoba sesuatu yang berbeda. Mungkin ban medium bisa mengurangi understeer. Tapi saya tahu, ini tetap akan sulit,” tutupnya.
Saat Marc Marquez terus mencuri sorotan dan poin, Pecco Bagnaia kini berhadapan dengan tantangan terbesarnya musim ini.
Bukan hanya memperbaiki motor, tetapi juga memulihkan mentalitas juara yang tampaknya mulai terkikis.
(Budis)