Fokus yang Hilang: Kesadaran Tak Lagi Menyatu dalam Perspektif Psikologi Kognitif

Editor:

[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, SUARMAHASISWAAWARDS — Pernah ga sih lagi ngerjain tugas terus iseng buka TikTok, eh tiba-tiba udah scroll berjam-jam? Atau cuma niat cek WhatsApp sebentar, tapi malah keasyikan ngobrol sama temen. Tenang! Kamu ga sendirian.

Di zaman sekarang, kita hidup di tengah banyaknya notifikasi, informasi dan distraksi digital. Otak kita tuh kayak diajak lompat-lompat tanpa henti. Akibatnya apa sih? Kita jadi gampang terdistraksi dan susah fokus sama momen yang sedang berlangsung. Secara fisik kita ada, tapi pikiran kita malah kayak lagi ‘jalan-jalan’.

Nah, sebenarnya apa sih yang bikin kita kehilangan fokus? Kenapa otak kita begitu mudah terpancing ke hal lain? Dan kenapa rasanya sulit banget buat kita tetap sadar saat ini? Lewat artikel ini, kita akan mengulik fenomena tersebut dari perspektif psikologi kognitif dan kita akan bahas bareng tentang fokus, kesadaran, tantangan serta solusi yang bisa kamu terapkan dikehidupan sehari-hari.

Pengertian Atensi & Kesadaran

Dalam psikologi kognitif, atensi adalah kemampuan mental untuk memilih dan memusatkan perhatian pada rangsangan tertentu dari lingkungan, sambil mengabaikan informasi lain yang tidak relevan. Atensi bekerja layaknya lampu sorot di atas panggung: hanya area yang disorotlah yang terlihat jelas dan diproses secara mendalam oleh otak.

Sementara itu, kesadaran merujuk pada pengalaman subjektif akan apa yang sedang kita perhatikan dan alami secara sadar. Artinya, kita tidak hanya memproses informasi, tetapi juga menyadari bahwa kita sedang memprosesnya.

Dalam teori Filter Broadbent, otak menyaring informasi sejak awal untuk mencegah kewalahan akibat banyaknya rangsangan yang masuk. Di sisi lain, Model Kapasitas dari Kahneman menekankan bahwa atensi memiliki kapasitas terbatas. Ketika perhatian kita dibagi (seperti saat multitasking), kapasitas ini menyusut, sehingga kualitas pemrosesan informasi menurun dan tingkat kesadaran kita terhadap apa yang kita kerjakan menjadi kurang utuh.

Tantangan di Era Multitasking Digital

Di era sekarang kita sering kali multitasking digital tanpa sadar, seperti mengerjakan tugas sambil membalas pesan atau menonton video sambil membuka media sosial, sebenarnya hal itu sangat merugikan otak kita. Otak manusia tidak dirancang untuk memproses banyak tugas kognitif secara bersamaan. Penelitian menunjukkan adanya fenomena yang disebut attentional blink, yaitu saat otak kesulitan memproses dua stimulus secara berurutan dengan efektif. Akibatnya, kita berpindah-pindah fokus dengan cepat tapi tidak pernah benar-benar fokus.

Dampak negatifnya adalah kelelahan mental, stress, turunnya kemampuan konsentrasi dan merasa cepat capek walau “cuma main HP”. Selain itu, hubungan sosial juga bisa terganggu karena kita sering hadir secara fisik tapi tidak hadir secara mental, sehingga komunikasi menjadi dangkal.

Mind-Wandering dan Mindfullness

Pernah ga lagi baca buku atau dengerin dosen, tapi tiba-tiba kamu mikirin hal lain? Kayak mikirin tugas materi lain, mikirin temen yang ngajak main, atau mikirin hal random kayak “selesai kelas mau makan apa ya?” Nah itu dia yang namanya Mind-Wandering. Mind-Wandering adalah kondisi saat perhatian kita pindah ke hal yang lain padahal ga ada hubungan nya sama sekali dengan situasi sekarang. Biasanya hal ini terjadi secara otomatis tanpa kita sadari, apalagi kalau aktivitas yang dilakukan tuh membosankan.

Menurut Smallwood dan Schooler, mind-wandering muncul saat perhatian internal mengambil alih perhatian eksternal. Maksudnya, meskipun secara fisik kita ada, tapi secara mental tuh kita ga benar-benar hadir. Dan kalau dibiarkan terus, kondisi ini bisa mengganggu fokus, bikin kerjaan jadi ga maksimal, bahkan bikin kita jadi salah mengambil keputusan.

Tapi tenang, ada cara buat melatih diri kita supaya lebih sadar di momen sekarang, yaitu lewat mindfullness. Konsep ini berarti kita menyadari apa yang sedang kita rasakan atau alami saat ini secara sengaja. Menurut Kabat-Zinn, mindfullness itu semacam latihan perhatian yang bikin kita lebih peka saat pikiran mulai ngelantur, lalu secara perlahan ngajak diri sendiri untuk kembali fokus.

Dengan membiasakan diri buat hadir sepenuhnya, kita jadi lebih jernih mikir, lebih tenang, dan kemampuan fokus pun ikut meningkat. Jadi, dari yang tadinya pikiran kita sering “jalan-jalan sendiri”, kita bisa belajar untuk balik dan benar-benar hadir secara fisik maupun mental.

Solusi dan Kesimpulan

Sebenernya, buat balikin fokus dan kesadaran ga perlu cara ribet. Cukup dari hal kecil kayak tarik napas dalam-dalam dan sadar bahwa kamu lagi bernapas. Bisa juga untuk coba batasi waktu main HP atau matiin notifikasi biar nggak gampang terdistraksi. Misalnya pas lagi belajar atau kerja, biasakan kerjain satu hal dulu, jangan dibarengin sama buka sosmed. Kalau pikiranmu mulai “jalan-jalan”, berhenti sebentar, ambil napas, terus tanya diri sendiri lagi: “Aku lagi ngapain, ya?” Sesekali nulis di jurnal juga bisa bantu kamu lebih peka sama apa yang dirasain. Latihan-latihan kecil kayak gini, kalau dilakuin rutin tuh bisa bantu kamu jadi lebih fokus, tenang.

Dari sudut pandang psikologi kognitif, pendekatan seperti mindfulness terbukti efektif untuk melatih perhatian agar lebih stabil. Dengan melatih kesadaran terhadap momen saat ini secara sengaja dan tanpa menghakimi, seseorang bisa lebih cepat menyadari saat pikirannya mulai mengembara, lalu mengembalikannya ke fokus semula. Selain itu, intervensi seperti Cognitive-Behavioral Therapy (CBT) juga digunakan untuk membantu individu mengenali pola pikir otomatis yang memicu distraksi, serta mengembangkan strategi kognitif yang lebih adaptif untuk menjaga fokus dan kesadaran.

(Tsabita Aisyah Putri/ Universitas Indonesia Membangun)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
iran serang balik israel
Tegang, Iran Serang Balik Israel Malam-malam
spmb jabar 2025-7
Status Verifikasi Pendaftar SPMB Jabar 2025 'Sedang Diperiksa' Maksudnya Apa?
Design Grafis Menjadi Bahasa Universal Dalam Era Komunikasi Digital
Design Grafis Menjadi Bahasa Universal Dalam Era Komunikasi Digital
EIGER Kenalkan Zero Waste Mountain Bulu Baria Gunung Terbersih Pertama di Sulawesi
Dari Indofest 2025, EIGER Kenalkan Zero Waste Mountain Bulu Baria Gunung Terbersih Pertama di Sulawesi
Kemenlu RI Sebut Jumlah WNI di Taheran Capai 386 Orang
Ketegangan Israel-Iran Makin Panas, Kemenlu RI Sebut Jumlah WNI di Taheran Capai 386 Orang
Berita Lainnya

1

Pengaruh Media Sosial dalam Kehidupan Sinden

2

Fokus yang Hilang: Kesadaran Tak Lagi Menyatu dalam Perspektif Psikologi Kognitif

3

Link Live Streaming Timnas Indonesia vs Hongkong AVC Women’s Nations Cup 2025 Selain Yalla Shoot

4

Quantum AI dan Perang Data: Dunia Dikuasai Algoritma Bagaimana dengan Manusia?

5

Ketika Warna Memiliki Rasa dan Suara Memiliki Rupa: Eksplorasi Kognitif Persepsi Sinestesia
Headline
Indonesia vs Iran
Link Live Streaming Timnas Indonesia vs Iran AVC Women’s Nations Cup 2025 Selain Yalla Shoot
David da Silva Resmi Hengkang Dari Persib
David da Silva Resmi Hengkang Dari Persib
Fabio-Quartararo-7
Pengembangan Motor Jalan di Tempat, Fabio Quartararo Kirim Sinyal Hengkang dari Yamaha
guru sekolah rakyat
Pemerintah Butuh 1.554 Guru Sekolah Rakyat, Bakal Diangkat Jadi ASN!

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.