JAKARTA,TM.ID: Ketua Komisi Pemilihan umum (KPU) Hasyim Asy’ari mengatakan, Pemilu atau politik jarang dilihat dari perspektif kebudayaan.
Hasyim berharap melalui film drama komedi berjudul “Kejarlah Janji”, setidaknya film bukan sekadar tontonan, tetapi bisa menjadi tuntunan menyongsong Pemilu dan Pilkada Tahun 2024 di Indonesia
“Satu bangsa, satu nusa, satu bahasa” kata Hasyim Asy’ari dalam sambutan Gala Premiere di Studio XXI Epicentrum Kuningan, Jakarta mengutip humas kpu, Jumat (15/9/2023).
Lebih lanjut Hasim menjelaskan, Pasal 12 huruf j Undang Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum mengamanatkan kepada KPU untuk menyosialisasikan penyelenggaraan pemilu yang berkaitan dengan tugas dan wewenang KPU kepada masyarakat.
BACA JUGA : Kenapa KPU Percepat Jadwal Pendaftaran Capres dan Cawapres? Simak Rinciannya
“Untuk melaksanakan amanat tersebut, KPU perlu melakukan berbagai strategi dengan metode yang efektif agar dapat mencapai target yang optimal” jelas Hasyim.
Menurutnya KPU dituntut untuk melakukan strategi sosialisasi yang lebih baik, strategi yang tidak sekadar berdampak dalam membangun awareness, tetapi juga dapat menjadi inspirasi yang mendorong perubahan perilaku (behavior change) untuk pemilih dan masyarakat umum.
Strategi ini harus lebih variatif dan out of the box (menggunakan cara pandang baru), salah satunya melalui pembuatan film cerita layar lebar. Film bisa menjadi hiburan yang menyenangkan bagi penonton, tetapi juga bisa memiliki elemen pendidikan atau pesan yang disampaikan.
Film adalah media massa yang menggabungkan elemen visual dan audio. Ini membuatnya sangat menarik dan efektif dalam menyampaikan pesan, cerita, dan emosi kepada penonton. Visual dalam film dapat berupa gambar, adegan, efek khusus, dan sebagainya, sementara audio melibatkan dialog, musik, efek suara, dan komponen audio lainnya.
“Melalui film ini kami ingin membangun kesadaran bersama untuk menciptakan pemilu sebagai sarana integrasi bangsa, mengajak pemilih menggunakan hak pilihnya dengan bijak, melawan politik uang, politik identitas dan SARA, serta membangun sikap toleransi. Film sangat kuat dalam menyampaikan pesan, hiburan, dan informasi kepada masyarakat secara luas, terutama untuk generasi milenial dan pemilih pemula gen Z,” kata Hasyim Asy’ari.
Sinopsis Film
Film ini berkisah Pertiwi (Cut Mini), ibu mandiri yang menghidupi tiga anaknya yang sedang mencari identitas diri, Sekar (Shenina Cinnamon), Adam (Bima Zeno), dan Isham (Thomas Rian). Ibu tangguh yang dipenuhi masalah sejarah suami yang kalah dalam Pilkades, tapi juga menyimpan cinta penuh misteri.
Masalah menjadi penuh drama dan komedi, ketika ketiga anaknya berkumpul pulang ke rumah. Ketiganya membawa masalah terkait identitas diri dan balas dendam kekalahan ayahnya.
Lucunya, anak-anak ini malah menemukan misteri cinta ibu mereka yang ingin menikah lagi. Semua terjadi di tengah riuh dan panasnya suasana menjelang Pilkades di desa yang dipimpin sosok lurah ganteng, Janji Upaya (Ibnu Jamil). Sosok lurah teladan, dengan status duda yang melahirkan beragam gosip pribadi bercampur gosip politik yang jenaka dan penuh drama.
Sutradara Film
Garin Nugroho selaku sutradara film Kejarlah Janji juga menambahkan, film memiliki kemampuan untuk mempengaruhi opini, sikap, dan perilaku penontonnya. Dengan menggambarkan situasi, karakter, atau konflik tertentu, film dapat memicu diskusi sosial, perubahan budaya, atau pengaruh politik.
Film ini diharapkan dapat dinikmati oleh masyarakat luas, terutama mereka yang akan menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2024. Film Kejarlah Janji akan tayang terbatas di bioskop-bioskop tanah air. Pemutaran keliling juga akan dilakukan di ruang-ruang publik, ruang-ruang pemutaran alternatif, jaringan bioskop, maupun layar tancap di berbagai daerah di tanah air.
(Usamah)