BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kota Bandung kembali menjadi pusat perhatian nasional dengan digelarnya ajang lari berskala besar Pocari Sweat Run 2025, yang memasuki tahun ke-12 penyelenggaraannya. Sebanyak 15.000 pelari dari berbagai daerah akan ambil bagian dalam lomba yang digelar selama dua hari, akhir pekan ini.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyambut hangat perhelatan ini. Menurutnya, event lari kini telah menjadi ikon kota-kota besar di Indonesia, termasuk Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Bali, dan Magelang.
“Event lari bukan sekadar olahraga, tapi sudah menjadi bagian dari branding kota. Ini tahun ke-12 Pocari Run hadir di Bandung, dan setiap tahunnya membawa energi positif, ekonomi bergerak, pariwisata hidup,” kata Farhan di Kiara Arthapark, Jumat (18/7/2025).
Baca Juga:
Dengan belasan ribu peserta ditambah keluarga dan pendukung yang datang, Pocari Sweat Run 2025 diperkirakan akan berdampak signifikan terhadap perputaran ekonomi lokal.
“Event ini bukan hanya soal pelari. Tapi juga dampaknya ke hotel, kuliner, UMKM, transportasi, jasa sewa kendaraan, hingga jasa kebersihan. Semua ikut terdorong,” ucapnya.
Event ini tersebar di beberapa lokasi strategis seperti Kiara Artha Park, Balai Kota, serta jalur-jalur utama kota yang akan dilintasi peserta lari sebagai berikut:
Sabtu, 19 Juli 2025 – Kategori 5K dan 10K:
Pelari akan melintasi:
* Jl. Merdeka
* Jl. Wastukencana
* Jl. Aceh (Masjid Al Ukhuwah)
* Jl. Pajajaran
* Jl. Cicendo
* Jl. LL. RE Martadinata (Riau)
* Jl. Ir. H. Juanda (Dago)
* Jl. Diponegoro
* Jl. Patrakomala
* Jl. Sumatera
Minggu, 20 Juli 2025 – Half Marathon:
Pelari akan menyusuri rute lebih panjang yang mencakup:
* Jl. Ir. H. Juanda
* Jl. Diponegoro
* Jl. Supratman
* Jl. Ahmad Yani
* Jl. Ibrahim Adjie
* Jl. Gatot Subroto
* Jl. Asia Afrika
* Jl. Banceuy
* Jl. Kebon Jukut
* Jl. Cicendo
* Jl. Wastukencana – Balai Kota
Farhan juga meminta pihak penyelenggara untuk membagikan data profil peserta seperti asal kota, lama menginap, dan rata-rata pengeluaran selama di Bandung.
“Semakin lengkap datanya, semakin kuat kita bisa mendesain program atau event serupa ke depan. Ini penting untuk mengukur dampak ekonomi secara presisi,” ujarnya.
Di sisi lain, Pemkot Bandung juga mengantisipasi kemacetan akibat penutupan jalan saat lomba berlangsung. Rapat koordinasi intensif telah digelar, termasuk dengan Polrestabes Bandung.
“Kami ingin pastikan tidak ada event yang justru bikin warga rugi karena macet. Kami sudah simulasikan rutenya, dan akan kawal terus pelaksanaannya,” jelas Farhan.
Dari sisi kebersihan, DLH Kota Bandung mengerahkan personel dari 6 kecamatan dan 16 kelurahan untuk memastikan jalur lari tetap bersih usai dilewati pelari.
“Sampah langsung disapu begitu peserta lewat. Kami ingin peserta mendapatkan pengalaman terbaik di Bandung,” tegasnya.
Sementara itu, Marketing Director PT Amerta Indah Otsuka, Puspita Winawati, mengatakan Bandung selalu menjadi pilihan utama karena daya tarik kotanya yang kuat untuk para pelari.
“Udaranya sejuk, rutenya menarik, kulinernya luar biasa. Bandung selalu punya alasan untuk kami kembali,” ujarnya.
Puspita juga menambahkan tahun ini waktu penyelenggaraan dibuat lebih efisien. Start lomba dilakukan lebih pagi, yakni pukul 05.00 WIB pada Sabtu dan 04.00 WIB pada Minggu. Targetnya, semua kegiatan rampung sebelum pukul 08.00 WIB.
“Kami sudah siapkan sejak berbulan-bulan. Tahun ini kolaborasi dengan Pemkot dan stakeholder lebih intens. Kami optimis acara berjalan lancar dan memberikan dampak besar,” pungkasnya. (Kyy/_Usk)