Fakta Menarik Kampung Naga Tasikmalaya yang Tidak Ada Listrik

Penulis: Anisa

kampung-naga-tasikmalaya
(Ray Adventure)

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Kampung Naga Tasikmalaya terkenal dengan sebutan “Pareum Obor”. Arti dari “Pareum” adalah mati atau gelap dalam bahasa Indonesia, sedangkan “obor” memiliki arti penerangan, yakni cahaya atau lampu.

Jika disatukan, dapat diartikan sebagai “matinya menyala”, sebuah frasa yang mengandung makna filosofis tentang perubahan dan keberlanjutan.

Asal-Usul Nama Kampung

Meskipun nama “Pareum Obor” telah menjadi bagian dari identitas Kampung Naga Tasikmalaya, asal-usulnya masih menjadi misteri bagi sebagian besar penduduk. Namun, menurut cerita yang diturunkan secara turun-temurun, nama ini berkaitan dengan peristiwa pembakaran arsip atau sejarah kampung saat masa konflik dengan Organisasi DI/TII Kartosuwiryo pada tahun 1956.

Organisasi ini bertujuan untuk mendirikan negara Islam di Indonesia, namun penduduk Kampung Naga lebih mendukung Soekarno. Akibatnya, kampung ini dibakar oleh organisasi tersebut, mengakibatkan hilangnya sebagian besar catatan sejarah.

BACA JUGA: Tawaran Pesona Alam Tradisional dari Kampung Naga Tasikmalaya

Lokasi dan Aksesibilitas

Kampung Naga Tasikmalaya terletak di sebuah lembah seluas 1,5 hektar di desa Neglasari. Meskipun terpencil, kampung ini mudah diakses melalui jalan raya yang menghubungkan Garut dan Tasikmalaya. Dari arah Bandung, pengunjung dapat menempuh rute melalui Cileunyi-Rancaekek-Garut-Nagreg-Cilawu.

Dari pusat Kota Tasikmalaya, jaraknya sekitar 30 kilometer, sedangkan dari Garut sekitar 39 kilometer. Meskipun aksesnya tidak terlalu sulit, pengunjung harus menuruni 439 anak tangga untuk mencapai kampung karena lokasinya yang berada di bawah tebing.

Fakta Menarik tentang Kampung Naga

  • Penduduk Beragama Islam: Mayoritas penduduk Kampung Naga menjalankan adat istiadat Islam yang diwariskan secara turun-temurun.
  • Kepercayaan pada Makhluk Halus: Masyarakat masih memegang teguh kepercayaan pada keberadaan makhluk halus, seperti “jurig cai”, yang menghuni udara dan sungai di sekitar kampung.
  • Bentuk Rumah Tradisional: Rumah di Kampung Naga memiliki bentuk panggung dengan atap dari daun nipah, ijuk, atau alang-alang. Rumah-rumah ini menghadap ke arah utara atau selatan dan tidak memiliki perabotan dari besi.
  • Tanpa Listrik dan Gas: Kampung Naga tidak memiliki akses listrik dan penduduknya menggunakan sumber energi alami untuk memasak.

 

(Kaje/Usk)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Longsor Terjang Pemukiman di Trenggalek
6 Warga Hilang, Longsor Terjang Pemukiman di Trenggalek
Uang palsu Tasikmalaya
Terpedaya Ritual Penggandaan Uang, Pria Ini Tertangkap Edarkan Uang Palsu di Tasikmalaya
Beras Indramayu
Indramayu Kuasai 16,2 Persen Produksi Beras Jawa Barat, Kunci Ketahanan Pangan Provinsi
Sekolah majalengka
Sekolah Tak Layak, DPRD Majalengka Tuntut Aksi Cepat Pemkab
image1 (11)
Bangunan Penyimpanan Ampas Batu di Rancaekek Roboh, Seorang Pekerja Tewas
Berita Lainnya

1

Ini Syarat dan Cara Daftarkan Anak ke Barak Militer

2

BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Klaim JHT Hingga Rp15 Juta Lewat Aplikasi JMO

3

Unpas Sambut Hangat Roadshow Suar Mahasiswa Awards 2025

4

Daftar Pajak Kijang Diesel, Semua Tipe Lengkap!

5

Suami Najwa Shihab, Ibrahim Sjarief Meninggal Dunia
Headline
Manchester City
Manchester City Sukses Tekuk Bournemouth 3-1 di Premier League 2024/2025
Gunung Ibu di Malut Kembali Erupsi, Masyarakat Dilarang Aktivitas Radius 2 Km
Gunung Ibu di Malut Kembali Erupsi, Masyarakat Dilarang Aktivitas Radius 2 Km
Gempa Sumedang
Gempa Magnitudo 3,7 Guncang Sumedang
suami-najwa-shihab
Suami Najwa Shihab, Ibrahim Sjarief Meninggal Dunia

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.