Enggano Terisolasi 4 Bulan: Warga Sakit, Ekonomi Lumpuh, Panen Membusuk

Penulis: Vini

Pulau Enggano
(Instagram/dan dhy_laksono)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Jurnalis investigasi Dandhy Laksono menyoroti situasi mengkhawatirkan di Pulau Enggano, Bengkulu, di mana 4.000 warga terisolasi selama 4 bulan.

“S.O.S dari Pulau Enggano !!! Sudah 4 bulan pulau berpenduduk 4.000 jiwa ini terisolasi,” kata Dandhy dikutip dari unggahannya di Instagram, Jumat (20/6/2025).

Menurut Dandhy, saat ini masyarakat di Enggano tengah menghadapi kondisi kesehatan yang memburuk, sementara pasokan kebutuhan pokok dan roda perekonomian perlahan-lahan melemah

“Orang sakit, pasokan sembako, dan ekonomi lokal, pelan-pelan sekarat. Hasil panen membusuk,” ujarnya.

Dandhy juga menyampaikan kondisi di sana, berdasar dari pesan yang dituliskan seorang jurnalis yang berada di sana.

“Pesan ini ditulis oleh jurnalis Harry Siswoyo yang sedang berada di Enggano,” tulis Dandhy.

Ia juga mengungkapkan sejak bulan Maret 2025, transportasi laut menuju Pulau Enggano terhenti.

“Sejak Maret 2025, transportasi laut menuju Pulau Enggano terhenti akibat dangkalnya alur Pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu,” tulisnya.

Berhentinya angkutan kapal penumpang dan barang menuju Pulau Enggano yang terletak 150 mil laut di Samudera Hindia ini, membuat pulau ini terisolir.

Orang-orang terkurung. Warga yang kritis terpaksa bertahan. Sejumlah warga Enggano sudah mendesak agar ada kapal alternatif untuk mereka. Namun tak pernah diwujudkan.

Menurut warga pulau, pemerintah Bengkulu hanya menunggu proses keruk alur selesai. Padahal, jika memang hendak membantu warga di pulau Enggano maka ada banyak kapal alternatif yang bisa membantu mendistribusikan hasil bumi dan orang atau warga yang kritis.

Hingga pekan pertama Juni 2025, Kapal Ferry Pulo Tello baru bisa berlayar ke Enggano. Ratusan orang bisa dibawa ke kota. Karena pelabuhan belum normal. Mereka akhirnya bersandar di tengah laut dan dipindahkan menggunakan kapal Basarnas.

Sejauh ini, proses antar jemput penumpang sudah mencukupi meski dengan skema turun di tengah. Namun, yang memprihatinkan. Belum ada kapal yang bisa membawa hasil bumi milik masyarakat adat Enggano.

Pisang, kakao, pinang, jengkol, kelapa, ikan dan lainnya akhirnya menumpuk dan membusuk di Enggano. Pemerintah enggan menyediakan kapal alternatif khusus barang.

Saat ini, warga yang memiliki relasi dengan penampung di kota, harus merogoh kocek sampai Rp20 juta untuk membayar kapal nelayan agar hasil bumi dibawa ke kota.

Sayangnya, untuk yang tidak memiliki uang, terpaksa membiarkan hasil panen mereka membusuk di kebun.

Kondisi di Pulau Enggano kini semakin memprihatinkan. Warga mulai terjebak dalam krisis ekonomi yang berkepanjangan. Sejak Maret, banyak keluarga kehilangan sumber penghasilan, menyebabkan rasa putus asa melanda.

Baca Juga:

Trenggalek dan Tulungagung Rebutan 13 Pulau di Selatan Jatim

4 Pulau Resmi Kembali Milik Aceh, Ini Potensi Bisnis dan Wisatanya

Untuk memenuhi kebutuhan harian, sebagian warga terpaksa melakukan barter, misalnya menukar satu kilogram ikan dengan beras. Aktivitas di warung nyaris lumpuh, dan banyak rumah makan terpaksa menutup usaha mereka.

Situasi ini masih terus berlangsung hingga saat ini. Sayangnya, perhatian dari pemerintah nyaris tidak terlihat. Meski sempat ada pengiriman beras pada April lalu, distribusinya tidak merata dan jumlahnya jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

(Virdiya/Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Kabupaten Bandung Barat ganti nama
Bandung Barat Terkesan Cuma Nama Arah Mata Angin, Perlukah Diganti?
produksi gabah subang
Subang Lampaui Target Produksi Gabah, Rekor Tertinggi se-Jabar
Dampak Positif dan Negatif AI
Mark Zuckerberg Rekrut Jenius AI Dunia dengan Gaji Rp13 Miliar per Bulan
Sadar Pajak
Sadar Pajak, Bukti Cinta Pada Bangsa dan Negara
Karawang Desa
Pemkab Karawang Wajibkan Transaksi Nontunai di Desa
Berita Lainnya

1

Sinergi Kampus dan Alumni, UIN Bandung Siap Dorong Lulusan Tembus Dunia Kerja Internasional

2

Gunung Semeru Erupsi Tinggi Kolom Abu Capai 1.000 Meter, Tidak Beraktivitas di Sektor Tenggara Besuk Kobokan

3

Tata Cara Memilih Pemain Untuk Mengisi Skuat Liga Indonesia All Star di Piala Presiden 2025

4

Pemkot Bandung Belum Beri Penjelasan Terkait Jual Beli Kursi SPMB, Masih Tunggu APH

5

BMKG Ungkap Hujan di Musim Kemarau Berdampak pada Sektor Pertanian
Headline
Kemenaker Minta Pekerja Bersabar, BSU Rp 600.000 Segera Cair?
Kemenaker Minta Pekerja Bersabar, BSU Rp 600.000 Segera Cair?
Di Tengah Ketegangan dengan Israel Iran Diguncang Gempa 5,2 Magnitudo
Di Tengah Ketegangan dengan Israel, Iran Diguncang Gempa 5,2 Magnitudo
Sampah Monju - Instagram Sekda Jabar Herman Suryatman jpg
Tumpukan Sampah dan Bau Busuk 'Hiasi' Area Monju, Sekda Jabar Panik: "Era pisan!"
Tiga TPA Resmi Diduga Lakukan Pelanggaran, KLH Lakukan Penyidikan
Tiga TPA Diduga Lakukan Pelanggaran, KLH Lakukan Penyidikan

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.