JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Harga emas Logam Mulia produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) tercatat berada di Rp1.345.000, per gram pada perdagangan Kamis (23/5/2024). Harga emas Antam turun Rp12.000 per gram.
Kemudian untuk harga buyback (harga yang digunakan ketika menjual emas kembali) berada di posisi Rp1.234.000 per gram, koreksi lebih dalam Rp15.000 dalam sehari.
Merosotnya harga emas Antam ini seiring dengan harga emas dunia yang mengalami penurunan harga.
Refinitiv mencatat, pada penutupan perdagangan Rabu (22/5/2024), harga emas dunia terkoreksi 1,79% ke US$ 2.378,25 per troy ons. Trenini melanjutkan pelemahan sehari sebelumnya sebesar 0,14% dan menandai depresiasi emas sudah terjadi dua hari beruntun.
Meski terkoreksi sebenarnya harga ini masih terbilang normal, lantaran sebelumnya sempat mencetak posisi tertinggi sepanjang masa. Tepatnya pada penutupan perdagangan 20 Mei 2024, harga emas mencetak rekor di US$ 2.429,11 per troy ons.
BACA JUGA: OJK Ungkap Utang Masyarakat di Paylater Capai Rp6,13 Triliun pada Maret 2024
Sementara harga emas dunia turun lebih dari 1% pada hari Rabu ketika reli emas mereda dengan investor yang melakukan profit taking. Sementara pedagang menarik diri dari taruhan pada penurunan suku bunga Federal Reserve tahun ini.
Futures emas AS ditutup 1,4% lebih rendah menjadi USD 2.392,90. Indeks dolar AS naik 0,3%, membuat emas batangan lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
“Kami melihat ada likuidasi minggu ini, beberapa investor jangka pendek melakukan profit taking; semuanya ini tidak aneh di pasar yang baru saja mencapai rekor tertinggi,” kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.
“Hari perdagangan besok akan penting jika para bull perlu segera bangkit kembali, jika tidak, mungkin ada kerusakan grafik jangka pendek.”
Pejabat Federal Reserve mengindikasikan bahwa dibutuhkan waktu lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya untuk mendapatkan kepercayaan yang lebih besar bahwa inflasi akan bergerak ke 2%, menurut risalah pertemuan bank sentral AS pada 30 April-1 Mei.
Emas juga dikenal sebagai lindung nilai terhadap inflasi, tetapi biaya peluang memegang aset yang tidak memberikan bunga ini meningkat dengan suku bunga yang lebih tinggi.
Emas juga tertahan oleh penundaan pemotongan suku bunga dan ketakutan resesi yang tidak terwujud, serta penjualan oleh investor barat, kata Everett Millman, analis pasar utama di Gainesville Coins.
(Dist)