BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — CEO Tesla sekaligus sosok kontroversial di pemerintahan Amerika Serikat, Elon Musk, akhirnya menyatakan akan mengurangi keterlibatannya di Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE).
Dalam laporan kinerja Tesla kuartal pertama 2025, Musk mengumumkan bahwa mulai Mei mendatang. Ia hanya akan mengalokasikan 1–2 hari setiap minggu untuk DOGE dan memfokuskan sisa waktunya untuk Tesla.
“Mulai minggu depan, saya akan mengalokasikan jauh lebih banyak waktu untuk Tesla. Saat ini pekerjaan utama di DOGE sudah selesai,” ujar Musk, dilansir TheVerge pada Jumat (25/4/2025).
Pernyataan ini muncul di tengah tekanan besar dari para investor Tesla yang geram atas keterlibatan Musk dalam pemerintahan Trump.
Sejak ia diangkat sebagai Kepala DOGE pada awal 2025, saham Tesla anjlok hingga 33% karena berbagai aksi boikot dan ketidakpuasan publik terhadap arah politik Musk, terutama di Eropa.
Tak hanya boikot, sejumlah showroom Tesla bahkan sempat jadi sasaran aksi vandalisme. Hal ini memaksa Presiden Donald Trump angkat bicara dan menyebut insiden tersebut sebagai bentuk ‘aksi terorisme’.
Di sisi lain, sebagian masyarakat dan pengamat politik menyoroti kebijakan ekstrem DOGE yang dipimpin Musk, termasuk pemutusan ribuan pegawai pemerintah dan pembatalan banyak program sosial federal.
Baca Juga:
Tidak Tinggalkan Begitu Saja
Meskipun menuai pro dan kontra, Musk tetap membela kebijakan efisiensinya.
“Saya harus tetap melanjutkan peran di DOGE hingga masa jabatan Presiden AS berakhir. Saya hanya akan memastikan penipuan dan penghabisan anggaran dihentikan dan tidak dilanjutkan lagi,” tegas Musk.
Ia juga menambahkan bahwa perannya kini bersifat lebih terbatas dan mendukung saja, bukan sebagai pengambil keputusan utama seperti sebelumnya.
“Jadi, saya pikir saya akan tetap menghabiskan waktu, tetapi hanya 1-2 hari per minggu,” tambahnya.
Laporan dari The Washington Post menyebut bahwa pengaruh Musk di Gedung Putih memang mulai memudar.
Sementara itu, Politico melaporkan bahwa Presiden Trump telah memberi tahu lingkar dalamnya bahwa posisi Musk akan berubah menjadi lebih simbolis dan tak lagi dominan.
Meski demikian, Musk tetap menyatakan komitmennya untuk mendukung lembaga pemerintah selama masih dibutuhkan.
“Saya akan tetap mendukung DOGE selama Presiden AS Donald Trump masih memerlukannya di lembaga tersebut,” ungkapnya.
Kini publik dan para pelaku pasar menanti, apakah dengan keputusan ‘mundur setengah’ ini, Tesla bisa kembali pulih dan kepercayaan investor bisa direbut kembali.
Satu hal yang pasti, sosok Elon Musk masih jadi magnet kontroversi baik di pasar saham maupun di panggung politik global.
Langkah ini juga membuka pertanyaan besar, apakah ini awal dari perpisahan total Musk dari pemerintahan atau sekadar strategi meredam gejolak pasar?
(Hafidah Rismayanti/Aak)