JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Ketua DPP Partai Golkar Hetifah Sjaifudian mengatakan, pihaknya menghargai MPR untuk mengajukan Presiden ke-2 RI Soeharto menjadi Pahlawan Nasional tahun 2025.
“Ya tentu kita menghargai usulan tersebut dan kami sebagai, ya tentu saja bagian dari Golkar akan men-support apapun hal yang positif untuk kepentingan bangsa,” kata Hetifah melansir Antara, Selasa (22/04/2025.
Namun, ia tidak mau berkomentar terlalu banyak mengenai usulan Soeharto menjadi pahlawan. Hanya saja, ia menyerahkan sepenuhnya kepada Kementrian Sosial dan MPR, sebagai pihak terkait.
Di sisi lain, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf berjanji pihaknya mendengarkan rakyat yang mengenai penolakan usulan Presiden ke-2 RI Soeharto sebagai pahlawan nasional.
“Ya tentu kami semua dengar ya. Ini bagian dari proses. Semua kami dengar, kami ikuti,” ujarnya melansir Antara, Senin (21/04/2025).
BACA JUGA:
Jokowi Dinominasikan Pemimpin Terkorup, Ini Perbandingannya dengan Soeharto
Ia menekankan, semua usulan dari masyarakat akan ditindaklanjuti oleh Kementerian Sosial.
“Normatifnya juga kami lalui. Kalau kemudian ada kritik, ada saran, tentu kami dengarkan,” katanya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kemensos Mira Riyati Kurniasih dalam pernyataan, tertulis di Jakarta, Selasa (18/04), mengungkapkan sudah ada 10 nama yang masuk dalam daftar usulan calon Pahlawan Nasional 2025.
Dari empat 10 di antara 10 nama itu, sebagai usulan baru, sedangkan enam lainnya pengajuan kembali dari tahun-tahun sebelumnya.
“Untuk tahun 2025 sampai dengan saat ini, memang sudah ada proposal yang masuk ke kami, itu ada sepuluh. Empat pengusulan baru, dan enam adalah pengusulan kembali di tahun-tahun sebelumnya,” katanya.
Adapun tokoh yang diusulkan, antara lain Abdurrahman Wahid (Jawa Timur), Soeharto (Jawa Tengah), Bisri Sansuri (Jawa Timur), Idrus bin Salim Al-Jufri (Sulawesi Tengah), Teuku Abdul Hamid Azwar (Aceh), dan Abbas Abdul Jamil (Jawa Barat).
Kemudian, empat nama baru adalah Anak Agung Gede Anom Mudita (Bali), Deman Tende (Sulawesi Barat), Midian Sirait (Sumatera Utara), dan Yusuf Hasim (Jawa Timur).
(Saepul)