BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Manajer umum Ducati, Gigi Dall’Igna, mengungkapkan bahwa tantangan utama bagi Ducati di musim MotoGP 2025 bukanlah pengurangan jumlah motor di grid, melainkan meningkatnya kualitas pebalap yang diturunkan oleh para pesaing.
Hal ini menjadi perhatian serius setelah Ducati mendominasi musim 2024 dengan meraih 19 kemenangan dari 20 seri grand prix, sekaligus mengamankan gelar juara dunia pebalap dan pabrikan.
Pada 2025, representasi Ducati di grid akan berkurang dari delapan motor menjadi enam. Langkah ini terjadi setelah tim Pramac Racing, yang sebelumnya menjadi bagian dari keluarga Ducati, memutuskan untuk bergabung dengan Yamaha.
Selain itu, Ducati hanya akan menurunkan tiga motor GP25 pabrikan, berbeda dari empat yang digunakan pada musim sebelumnya.
Namun, Gigi Dall’Igna menyatakan bahwa pengurangan jumlah motor di grid bukanlah masalah besar bagi Ducati. Menurutnya, faktor yang lebih signifikan adalah perpindahan dua pebalap andalan, Jorge Martin dan Enea Bastianini, ke tim pesaing.
“Sejujurnya, tidak,” kata Dall’Igna ketika ditanya apakah berkurangnya kehadiran Ducati di grid akan menjadi masalah besar kepada media setempat, dikutip Sabtu (21/12/2024).
“Masalah sebenarnya adalah bahwa pabrikan lain, menurut saya, memiliki pebalap yang lebih baik. Di masa lalu, Anda melihat beberapa motor, misalnya, Aprilia meningkatkan jumlah motor dari dua menjadi empat, tetapi hasilnya kurang lebih sama,” jelasnya.
BACA JUGA: Rivalitas Lama di Tim Baru, Jorge Martin dan Marco Bezzecchi Siap Warnai MotoGP 2025
Dall’Igna juga menekankan bahwa kepergian Jorge Martin, juara dunia 2024, dan Enea Bastianini ke tim pesaing menjadi perbedaan besar antara musim 2024 dan 2025.
“Menurut saya, hanya memiliki enam motor, enam pembalap di grid, tidak akan menjadi masalah nyata bagi kami. Masalah sebenarnya adalah Martin pindah ke perusahaan lain, begitu pula Enea. Saya rasa inilah perbedaan antara tahun 2024 dan 2025,” lanjutnya.
Pada musim 2024, Ducati menikmati dominasi yang luar biasa, baik melalui performa pebalap maupun keunggulan teknis motor mereka.
Namun, kondisi di musim 2025 diprediksi akan lebih kompetitif, terutama karena tim-tim pesaing seperti Yamaha dan Aprilia tidak hanya memperkuat sumber daya teknis, tetapi juga mendatangkan pebalap dengan kemampuan tinggi.
Pengurangan jumlah motor Ducati juga menjadi fokus mereka pada efisiensi, meski hal ini memberikan lebih banyak ruang bagi pesaing untuk menambah representasi mereka di grid.
Dalam beberapa tahun terakhir, Ducati berhasil mengandalkan strategi banyak motor di grid untuk mengumpulkan data balapan yang lebih kaya, sehingga dapat meningkatkan performa secara keseluruhan.
(Budis)