JAKARTA,TM.ID: DPR RI menantang BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) untuk menciptakan baterai kendaraan listrik berkualitas tinggi.
Anggota Komisi VII DPR RI, Sartono melontarkan tantangan tersebut dengan harapan agar BRIN fokus dan serius dalam meningkatkan riset baterai kendaraan listrik.
Baterai kendaraan listrik yang dimaksud sartono adalah yang lebih kecil, ber kualitas tinggi dengan harga murah dan terjangkau, serta awet.
Apalagi dunia telah menyepakati target Net Zero Emission pada tahun 2060 dengan mereduksi sejak dini bahan bakar fosil sebagai sumber utama polusi.
“Sekarang ada teknologi mobil dan motor listrik ini yang sejak beberapa tahun lalu disosialisasikan, bahkan masyarakat juga sudah menggunakannya,” ujar Sartono, dikutip dari Parlementaria.
Terlebih, lanjut dia, pada acara KTT G20 di Nusa Dua Bali, Indonesia gencar mensosialisasikan penggunaan mobil listrik.
BACA JUGA: Keunggulan Baterai Graphene yang Tersemat di Motor Listrik Yadea
“Sayangnya, akhir-akhir ini sosialisasi penggunaan kendaraan listrik tersebut kembali kurang terlihat. Sehingga pengguna kendaraan listrik pun perkembangannya relatif tidak bertambah,” ungkap Sartono.
Sartono menyampaikan hal itu dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI dengan Kepala BRIN, di ruang rapat Komisi VII DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (29/11/2023).
Ia meminta BRIN untuk bisa menghadirkan baterai kendaraan listrik berkualitas tinggi namun awet dan terjangkau.
Dorongan tersebut muncul karena banyaknya masalah di lapangan terkait penggunaan kendaraan listrik, terutama pada baterai sebagai komponen paling vital.
Selain masalah kualitas baterai, persoalan lain yang ditemukan di lapangan adalah jarak tempuh. Oleh karena itu, KOmisi IV berharap BRIN bisa menghadirkan baterai kendaraan listrik berkualitas tinggi namun awet dan terjangkau.
Politisi dari Fraksi Partai Demokrat menegaskan, DPR RI akan mendukung penuh semua keputusan yang bisa mengakselerasi percepatan dari penelitian tersebut.
Sebab, pangsa pasar kendaraan listrik pada dasarnya sangat besar. Maka, butuh keputusan politik untuk bisa fokus terhadap pengembangan industri kendaraan listrik, khususnya baterai kendaraan listrik.
(Aak)