BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Baru-baru ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan larangan terkait ulasan produk skincare oleh masyarakat. Hal ini menuai beragam reaksi, termasuk dari Dokter Tirta yang dikenal lantang menyuarakan pendapatnya.
Melalui kanal YouTube Atta Halilintar, Dokter Tirta memberikan klarifikasi dan syarat yang harus dipenuhi influencer saat mengulas produk skincare.
Dokter Tirta menegaskan bahwa influencer diperbolehkan untuk mengulas produk skincare. Namun, terdapat syarat penting yang harus dipenuhi, yaitu melaporkan temuan kejanggalan pada BPOM.
“Kita sebagai influencer atau dokter, kalau menemukan kejanggalan dalam skincare, review nggak papa, cuman laporkan juga ke BPOM,” tegasnya.
Langkah ini dinilai penting agar BPOM dapat segera menindaklanjuti temuan tersebut dan melindungi konsumen dari produk yang bermasalah. Lebih lanjut, Dokter Tirta menekankan agar influencer tidak memberikan kesimpulan mengenai baik atau buruknya produk.
“Yang menentukan itu jelek atau nggak bukan influencer, tapi BPOM,” ujarnya.
BPOM lah yang memiliki wewenang untuk menilai kualitas dan keamanan produk skincare.
Dokter Tirta juga menjelaskan bahwa konsumen berhak untuk memastikan kualitas produk yang mereka konsumsi sesuai dengan klaim yang disampaikan. Salah satu caranya adalah dengan melakukan pengujian di laboratorium.
Ia mencontohkan kasus Atta Halilintar yang ingin memastikan kandungan omega-3 dalam telur yang diiklankan.
“Itu hakmu dong, kamu udah beli kok, dan kenapa telurnya nggak ada omega 3?” ujarnya.
Jika hasil pengujian menunjukkan ketidaksesuaian dengan klaim, konsumen berhak untuk memprotes. Namun, hal ini harus tetap dilaporkan ke BPOM. Dokter Tirta menekankan bahwa tindakan ini bukan pencemaran nama baik, melainkan hak konsumen.
“Itu bukan pencemaran nama baik, itu hak masyarakat. Cuman yang diminta BPOM kita melaporkan,” jelasnya.
BACA JUGA : Cegah Siswa Keracunan, BPOM Terjun Langsung Urus Makan Bergizi Gratis
Kontroversi Shella Saukia dan Dokter Detektif
Perseteruan antara Dokter Detektif dan Shella Saukia yang sempat viral belakangan ini menjadi contoh kasus yang relevan. Shella Saukia merasa dirugikan atas ulasan negatif produk skincare miliknya oleh Dokter Detektif.
Tirta menyoroti pentingnya peran BPOM dalam hal ini. Menurutnya, produsen seharusnya lebih bertanggung jawab dalam mengontrol kualitas produk mereka. “Harusnya produsen yang kontrol diri,” tegasnya.
(Hafidah Rismayanti/Aak)