Dokter Tifa Soal Konser Coldplay: Silahkan Pakai Pinjol

Bagikan

JAKARTA, TM.ID: Konser Coldplay yang belum mendekati waktu jadwal Jakarta, sudah mendapatkan penolakan dari beberapa pihak.

Salah satunya yang paling lantang bersuara adalah Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) yang menentang band Inggris itu datang ke Indonesia pada November mendatang.

Selain dengan PA 212, Dokter Tifa penuding ijasah palsu Presiden Joko Widodo ikut angkat bicara mengenai kedatangan Coldplay ke tanah air.

BACA JUGA: Polisi Ringkus Pelaku Jastip Tiket Coldplay, Untung Rp257 Juta!

Dokter Tifa melalui cuitan Twitter pribadinya, mempersilahkan penggemar yang akan menghadiri konser bertajuk Music of The Spheres itu.

Meski harus rela menonton band favorit dengan membayar mahal hingga melakukannya rela dengan pinjaman online (pinjol).

“Band mau konser? Silakan. Penonton bayar mahal pakai kartu kredit, paylate, pinjol, silakan. Suka-suka kalian,” tulis Dokter Tifa dari Twitter @DokterTifa.

Di sisi lain, dia mempermasalahkan kedatangan Coldplay yang menyuarakan hal-hal yang melenceng dari ajaran Agama. Misalnya, mengkampanyekan LGBT.

“Ketika sebuah band, nyata-nyata mendukung bahkan mempromosikan gaya hidup yang dilaknat Allah SWT, gaya hidup yang membuat manusia tersesat dan dekat dengan iblis, ini yang harus jelas-jelas kita tolak!,” ungkap tifa.

Walau dirinya tak menyebut secara jelas band yang dimaksud, diduga itu adalah band Coldplay. Ia ikut menyoroti persetujuan pemerintah mengizinkan band konser di Indonesia.

“Pemerintah seharusnya arif dan bijaksana melihat ini. Mereka datang cari uang di negara ini,” Ujar Tifa.

Selain itu, dia menyinggung kedatangan sebuah band yang dibayar dengan nominal Rp88 miliar dalam sekali tampil, sekaligus mempertanyakan dari mana sumber uang untuk membayarnya.

“Kabarnya sekali konser mereka akan dibayar Rp88 miliar! Dari mana uang itu? Dari tiket yang dibayar ribuan rakyat dengan kartu kredit, dengan paylater, dengan pinjol!” tegasnya.

Dengan nilai yang fantastis untuk membayar sebuah band, membuatnya tak habis fikir, belum lagi aksi panggung mereka menurutnya bisa merusak nilai-nilai agama.

“Lalu, dengan yang Rp88 miliar yang mereka dapat, mereka pun masih mau merusak bangsa ini dengan kampanye perilaku amoral dan merusak akidah semua agama,” tuturnya.

Dia kepada Menparekraf Sandiaga Uno meminta, pemerintah untuk tak gelap mata karena dilandasi uang.

“Menparekraf, mas @sandiuno, pak Mpud, jangan sampai karena kekuasaan, karena uang, kalian gelap mata, meleleh sudah ajaran agama yang dianut,” ucapnya.

BACA JUGA: PA 212 dan MUI Kompak Tolak Coldplay, Sandiaga Rencanakan 2 Hari Konser!

(Saepul/Dist)

 

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Retret Kepala Daerah Gelombang Kedua Digelar di Jakarta
Wamendagri: Retret Kepala Daerah Gelombang Kedua Digelar di Jakarta
MBG untuk Ibu Hamil Tetap Berjalan saat Ramadan
MBG untuk Ibu Hamil Tetap Berjalan saat Ramadan
Liverpool
The Reds Makin Kokoh di Puncak, Liverpool Libas Newcastle 2-0
Persib Siapkan Mode Manuver Senyap
Persib Siapkan Mode Manuver Senyap Untuk Bangun Skuatnya di Musim Depan
Performa Robi Darwis Dapat Sorotan Tajam
Performa Robi Darwis Dapat Sorotan Tajam, Bojan Hodak Pasang Badan
Berita Lainnya

1

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

2

Daftar Pajak Kijang Diesel, Semua Tipe Lengkap!

3

Tanggul Jebol, Ribuan Makam di TPU Bojongsoang Kabupaten Bandung Terendam Banjir

4

Inflasi Kota Bandung Hingga 10 Persen Akibat Lonjakan Harga Jelang Ramadan

5

Gubernur Dedi Mulyadi Perjuangkan Nasib Siswa yang Gagal Ikuti SNBP Akibat Kelalaian Sekolah
Headline
Real Madrid
Real Madrid Unggul Tipis Atas Sociedad di Copa del Rey 2024/2025
Manchester United
Laga Dramatis Liga Inggris, Manchester United Taklukan Ipswich Town 3-2
Indonesia Juarai Cheerleading Japan Open Championship
Indonesia Juarai Cheerleading Japan Open Championship 2025 di Yokohama
Prakiraan Cuaca Sejumlah Kota di Indonesia
Prakiraan Cuaca Sejumlah Kota di Indonesia 27 Februari 2025

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.