BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Lanjutan Premier League musim 2024/25 pada Minggu (15/12) akan menghadirkan salah satu laga paling bergengsi dalam sepak bola Inggris, Derby Manchester, yang mempertemukan Manchester City dengan Manchester United di Etihad Stadium.
Selain menjadi ajang rivalitas panjang, Derby Manchester ini juga menjadi penentu nasib kedua tim yang saat ini sedang menghadapi krisis performa.
Dominasi City di Derby Manchester
Manchester City tampil dominan dalam beberapa tahun terakhir, memenangkan lima dari enam pertemuan terakhir melawan Manchester United di Premier League. Tren positif ini menjadi kontras dengan 13 pertemuan sebelumnya, di mana City hanya mencatatkan empat kemenangan, tiga hasil imbang, dan enam kekalahan.
Lebih spesifik lagi, United menghadapi kesulitan besar ketika bermain di markas City. Dalam tiga kunjungan terakhir ke Etihad, Setan Merah selalu kalah dengan total kebobolan 13 gol. Jika tren negatif ini berlanjut, United berpotensi menyamai catatan buruk mereka pada awal 1950-an, ketika kalah empat kali beruntun di kandang City.
Rekor Kekalahan Manchester United
Satu fakta menarik lainnya adalah Manchester United telah kalah 20 kali dari City di Premier League. Hanya Arsenal yang lebih sering dikalahkan City, dengan total 21 kekalahan. Angka ini menunjukkan betapa sulitnya United menghadapi tetangga birunya dalam beberapa musim terakhir, terutama di laga tandang.
Kerentanan Pertahanan City
Meskipun mendominasi Derby Manchester, lini pertahanan Manchester City menunjukkan tanda-tanda kerentanan. Dalam 11 pertandingan terakhir mereka di Premier League, City kebobolan setidaknya dua gol dalam tujuh laga, jumlah yang sama dengan yang mereka kebobolan dalam 62 pertandingan sebelumnya. Hal ini menjadi celah yang mungkin bisa dimanfaatkan United untuk mencuri poin di Etihad.
BACA JUGA: Ujian Berat Ruben Amorin, Manchester United Dibungkam Arsenal 2-0
Tekanan Besar pada Amorim
Di sisi lain, Manchester United datang ke laga ini dengan tekanan berat. Mereka telah kalah dalam dua pertandingan terakhir di Premier League, dan kekalahan ketiga akan menjadi rekor buruk yang terakhir kali mereka alami pada Desember 2015 di bawah asuhan Louis van Gaal.
Bagi manajer baru United, Ruben Amorim, pertandingan ini adalah ujian besar untuk menjaga reputasinya sebagai pelatih yang konsisten. Amorim, yang belum pernah kalah tiga kali beruntun dalam karier manajerialnya, menghadapi tantangan terbesarnya sejak pindah ke Inggris.
Apa yang Dipertaruhkan?
Bagi City, kemenangan di laga ini bukan hanya mempertahankan dominasi, tetapi juga memastikan posisi mereka tetap kompetitif di papan atas klasemen. Sedangkan bagi United, kemenangan akan menjadi bukti kebangkitan di bawah Amorim sekaligus menyelamatkan mereka dari krisis performa.
Akankah dominasi Manchester City berlanjut, atau mampukah Ruben Amorim membawa United bangkit di momen krusial ini? Jawabannya akan terungkap di Derby Manchester akhir pekan ini.
(Budis)