BANDUNG,TM.ID: Penyerang Persib Bandung, David da Silva beri tanggapan dengan berhentinya kompetisi Liga 1 2023/2024. David da Silva mengaku tak menyukai jeda kompetisi kali ini karena menyebabkan beberapa hal negatif.
Salah satu hal negatif tersebut juga diakui David sangat dirasakan oleh tim Persib. Menurut David tren negatif timnya dalam 3 laga terakhir dirasa menjadi beban besar selama jeda kompetisi kali ini.
“Sebenarnya saya tidak suka jeda panjang ini karena kami sudah berada di pertengahan musim dan menelan kekalahan (sebelum jeda), kami harus segera bangkit,” ungkap David, Kamis (18/1/2024).
BACA JUGA: Kontra Persis Solo, Beckham Putra Klaim Persiapan Tim Persib 80 Persen
Dengan tren negatif tersebut, tentu membuat posisi Persib kian merosot dan berpeluang tergeser oleh tim dibawahnya. Tentunya kondisi itu membuat para pemain cukup gerah karena Persib sangat ingin mengamankan posisinya di papan klasemen sementara.
Singgung Soal Turnamen Domestik
Jeda yang cukup panjang ini membuat David bertanya-tanya soal nasib Piala Indonesia yang telah lama tak digelar. Padahal di mata David, ada banyak negara yang tetap melanjutkan aktifitas sepakbola lewar gelaran turnamen domestik.
“Saya juga tidak mengerti kenapa sepakbola Indonesia tidak punya turnamen domestik, yang mana normalnya setiap negara memiliki itu. Liga hanya memiliki 34 laga resmi dan normalnya di negara-negara lain tim bisa bermain 40-45 pertandingan,” tambah eks penyerang Pohang Steelers tersebut.
Penyerang berpaspor Brasil itu merasa sebuah tim sepakbola tak bisa hanya bertanding di satu kompetisi yang hanya mempertandingkan 34 pertandingan saja. Justru tim sepakbola perlu berlaga di turnamen lain demi memenuhi kebutuhan tim secara menyeluruh.
“Bagi saya ini tak cukup, dan karena itu ada masa jeda yang panjang. Biasanya satu kuota untuk bermain di AFC juga datang dari turnamen domestik dan kita tidak punya. Jadi menurut saya, mereka harus memikirkan ini,” imbuhnya.
Lebih lanjut kata David, jeda kompetisi ini dirasa tak cukup adil bagi tim. Pasalnya secara otomatis, pengeluaran setiap tim terus membengkak dan tak diimbangi dengan pemasukan lewat pertandingan.
“Selama masa jeda ini juga tim harus tetap membayar gaji, tetapi tidak ada pertandingan yang harus dimainkan, ini tidak masuk akal menurut saya, tapi ini adalah opini saya,” kata David.
Bagi David, sepakbola Indonesia seharusnya bisa banyak belajar dari beberapa negara tetangga dalam menggelar turnamen domestik. Terlebih ia yakin, gelaran turnamen domestik juga tak hanya menguntungkan tim secara finansial, melainkan juga menguntungkan bagi pemain dan seluruh mitra lainnya.
BACA JUGA: Kontra Persis Solo, Beckham Putra Klaim Persiapan Tim Persib 80 Persen
“Saya hanya melihat dari sisi saya, kami harus bermain lebih banyak, seperti di Arab Saudi, setiap tim bermain hingga 56 pertandingan dan harus bermain untuk tim nasional juga. Tapi ini hanya opini saya,” tutup David.
(RF/Masnur)