JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Astra Daihatsu Motor (ADM) dipastikan akan meluncurkan mobil hybrid dalam GIIAS 2025 di ICE BSD, pada 24 Juli 2025 nanti.
Namun, perusahaan tak gamblang mengungkap identitas produk tersebut. Jagat otomotif mengarahkan spkekulasj pada Daihatsu Rocky Hybrid, yang sebelumnya diperkenalkan di GIIAS 2022 dan dibawa lagi ke GIIAS 2024. Mobil ini telah rilis sejak 2021 di Jepang.
Tidak jauh berbeda pada versi bensin yang sudah dipasarkan di Indonesia. Hanya saja, paling kentara terlihat di bagian logo aksen biru, serta emblem hybrid.
Spesifikasi Daihatsu Rocky Hybrid
Daihatsu Rocky Hybrid memiliki konsep hibrida yang menjadikan mesin konvensional sebagai generator sementara penggeraknya berupa motor listrik. Sistemnya, tak jauh berbeda dengan Nissan Kicks e-Power yang sudah dijual di Indonesia.
BACA JUGA:
Jelang GIIAS 2025, Catat Perbedaan Harga Tiket Weekdays dan Weekend
BYD Pamer Teaser Seagull, Mobil Listrik Rp 200 Jutaan Siap Debut di GIIAS 2025
Daihatsu menyematkan teknologi e-Smart mengandalkan motor listrik bertenaga 104,5 hp dan torsi 170 Nm sebagai penggerak roda. Sementara, mesin 3-silinder Atkinson WA-VEX 1.200 cc dengan 80 hp dan 105 Nm dipakai sebagai pengisi daya baterai.
Fitur
Mobil ini juga memiliki berbagai sistem keamanan aktif Smart Assist, mulai dari 19 fungsi keselamatan aktif berbeda, fungsi peringatan dan pengereman terhadap potensi tabrakan yang mendukung mode malam hari, pendeteksi pejalan kaki, hingga fungsi pendeteksi rambu lalu lintas untuk memberikan peringatan ‘maximum speed’ dan ‘stop’.
Selain itu, telah mengadopsi rem parkir elektrik, disertai ACC (Adaptive Cruise Control), dan fitur CTA (Cornering Trace Assist) untuk menstabilkan kendaraan ketika sedang menikung.
Diberitakan sebelumnya, PT Astra Daihatsu Motor (ADM) akan turut meramaikan ajang tahunan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 dengan memamerkan mobil hybrid terbarunya.
Kendaraan sistem hibrida tersebut dijadwalkan meluncur pada 24 Juli 2025, bertepatan dengan hari kedua pameran.
Bukan sebagai ‘gimick’, Daihatsu menyatakan akan meluncurkan “The Real Hybrid”. Mobil tersebut merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk tetap bersaing di tengah pergeseran tren menuju elektrifikasi, namun tetap menyasar segmen utama mereka: konsumen pembeli mobil pertama.
“Kita launching tanggal 24 Juli. Konsepnya The Real Hybrid. Fokusnya tetap ke first car buyer dengan harga yang menarik,” ujar Marketing Director dan Corporate Communication Director, Sri Agung Handayani di Jakarta, dikutip Sabtu (17/07/2025).
Meskipun belum membocorkan detail model maupun spesifikasi teknisnya, Daihatsu memastikan bahwa kendaraan ini akan hadir dengan harga yang kompetitif.
Dengan demikian, mobil hybrid mereka tidak hanya akan ditujukan untuk konsumen di kota besar, tapi juga masyarakat di kabupaten hingga wilayah pedesaan—pasar tradisional yang selama ini menjadi kekuatan Daihatsu.
Peluncuran ini hadir di tengah tantangan sektor otomotif nasional, terutama di segmen Low Cost Green Car (LCGC) yang saat ini mengalami perlambatan.
Berdasarkan catatan Daihatsu, penjualan LCGC selama paruh pertama 2025 mengalami penurunan sebesar 3,7 persen secara nominal, meskipun tekanan pasar dinilai masih cukup berat.
“Kami melihat adanya penurunan karena banyak faktor, termasuk perubahan daya beli dan naiknya tarif Opsen di sejumlah provinsi. Tapi kami tetap berusaha menjaga harga tetap stabil,” kata Agung.
Agung juga menegaskan bahwa sekitar 60 persen pangsa pasar otomotif Indonesia masih dikuasai oleh pembeli mobil pertama.
Oleh karena itu, pendekatan yang tepat terhadap segmen ini menjadi sangat penting, termasuk dalam pengembangan spesifikasi mobil hybrid yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Ia memastikan bahwa kendaraan yang akan diperkenalkan bukan sekadar modifikasi dari model yang sudah ada, melainkan produk baru dengan fitur dan pendekatan berbeda.
Daihatsu bahkan akan menyiapkan varian khusus untuk konsumen fleet (korporasi) yang tidak akan dipasarkan secara ritel.
Daihatsu memahami bahwa konsumen pemula masih sangat memikirkan aspek efisiensi, biaya perawatan yang rendah, serta nilai jual kembali. Berdasarkan survei internal, mayoritas dari mereka masih menganggap kendaraan sebagai bentuk aset.
“Sebagian besar dari mereka masih menganggap kendaraan sebagai aset. Mereka juga mempertimbangkan infrastruktur di sekitar rumah dan total biaya kepemilikan. Jadi mobil hybrid kami akan mempertimbangkan semua faktor ini,” kata Agung.
Di sisi lain, Agung menyampaikan apresiasi terhadap langkah pemerintah yang menjaga stabilitas industri otomotif nasional. Terutama, permintaan agar pelaku industri tidak menaikkan harga kendaraan maupun melakukan pemutusan hubungan kerja.
(Saepul)