BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kisah Abu Nawas tidak lepas dari cerita-cerita lucu mengenai kelakuan dan kecerdikannya. Sebuah kisah kocak menceritakan bahwa Abu Nawas pernah memukuli seorang penjaga gerbang kerajaan gegara hadiah dari Baginda Raja namun dirinya malah dibela oleh Sang Raja.
Dikisahkan pada suatu hari, Abu Nawas dipanggil untuk menghadap sang raja. Sepulang menghadap dari Raja, Abu nawas yang dikabarkan telah menerima hadiah dihadang oleh penjaga gerbang kerajaan.
“Hei Abu Nawas, bukankah kita sudah sepakat, jika kau mendapat hadiah dari Raja maka kau akan memberikan setengah bagian nya untuk ku,” ucap sang penjaga, mencoba memeras Abu Nawas.
Mendengar perkataan itu, Abu Nawas yang baru pulang menghadap sang baginda raja hanya diam.
“Mengapa kok diam, ayo sekarang berikan bagian ku” cecar penjaga tersebut.
Mendengar perkataan sang penjaga yang terus mencecarnya Abu Nawas kemudian marah. “hei penjaga, apakah kau sungguh mengingkan hadiah dari Baginda Raja?”
“Tentu saja! itu sudah menjadi kesepakatan kita, kau harus membagian setengah bagianmu untukku” ucap penjaga tersebut dengan tegas.
Mendengar jawaban sang penjaga, Abu Nawas yang marah kemudian mengambil sebatang kayu dan memukuli sang penjaga berkali-kali.
Mendapat perlakuan itu, sang penjaga kemudian melaporkan kejadian ini pada Baginda Raja. Penjaga tersebut menghadap Raja untuk mengadu bahwa dirinya telah dipukuli oleh Abu Nawas.
“Raja yang mulia, hamba memohon ampun beribu ampun. Hamba datang kemari untuk mengadukan kelakuan Abu Nawas yang telah memukuli hamba” ujar penjaga pada sang Raja.
Mendengar laporan tersebut, Sang Baginda Raja Harun Al Rasyid pun segera memerintahkan pengawalnya untuk memanggil Abu Nawas. Bagaikan seorang kriminal, Abu Nawas yang dibawa kehadapan Baginda raja diinterogasi dan ditanya atas perbuatannya.
“Hai Abu Nawas! apakah benar kau telah memukuli penjaga gerbang ini berkali kali?” tanya sang Baginda Raja dengan tegas.
Abu Nawas yang beridiri dihadapan Baginda Raja memberanikan diri dan menjawab pertanyaan sang Baginda Raja.
“Ampun tuanku Baginda Raja, hamba benar telah melakukan pemukulan tersebut,” jawab Abu Nawas. “Menurut saya penjaga itu pantas menerima pukulan itu,” ucap Abu Nawas kepada sang raja tanpa ragu.
“Apa maksudmu? Coba jelaskan padaku mengapa dia pantas untuk mendapatkan pukulan itu?” tanya sang Raja dengan marah.
“Mohon ampun Baginda Raja, hamba dan penjaga tersebut telah membuat kesepakatan bahwa jika hamba diberi hadiah oleh Baginda, maka hadiah tersebut akan dibagi dua. Satu bagian untuk hamba dan satu bagian untuk dia,” jawab Abu Nawas menjelaskan sebab perbuatan nya.
Raja yang mendengar penjalasan Abu Nawas kemudian bertanya pada sang penjaga. “Hei penjaga, apakah benar kamu telah mengadakan perjanjian dengan Abu Nawas dan meminta bagian dari hadiah yang Aku berikan padanya?”
“Benar tuanku, namun aku tak menyangka akan mendapat pukulan” jawab sang penjaga gerbang.
BACA JUGA:
Abu Nawas kemudian maju Kembali kehadapan raja. “Wahai Baginda Raja, tadi pagi ketika aku menemui mu, kau meberiku hadiah berupa 50 kali pukulan. Karena aku telah berjanji untuk memberikan setengah bagian untuk nya, maka aku sebagai orang yang menepati janji memberikan bagian yang dia minta,” ucap Abu Nawas.
“Aku kemudian memberinya setengah bagian untuknya brupa 25 pukulan,” ucap Abu Nawas. “Namun karena aku juga orang yang baik hati, aku dengan senang hati memberikan seluruh bagian hadiah yang aku terima darimu kepada dia” tambah Abu Nawas kepada Baginda Raja.
Mendngar penjelasan itu sang Baginda Raja pun tertawa, sedangkan sang penjaga gerbang hanya bisa tertunduk malu.
Sang Raja Berkata pada sang penjaga, “Kau kena batunya, Abu Nawas tidak Bersalah, dia hanya menepati janji nya.”
“Namun sekarang aku tahu sifat burukmu, kau sebagai penjaga gerbang telah meminta bagian dan memeras seseorang. Aku sungguh akan memecat dan menghukum kamu jika kau tidak berubah,” tegas Raja pada sang penjaga tersebut.
Hikmah Dari Kisah Abu Nawas Memukuli Penjaga Gerbang Setelah Mendapat Hadiah dari Raja
Dari kisah Abu Nawas ini tercermin hikmah dan pelajaran yang bisa diambil terkait pemerasan yang dilakukan oleh sang penjaga gerbang.
Mengutip dari Nu Online, pemerasan sejatinya adalah upaya untuk mendapatkan harta dengan cara memaksa disertai ancaman. Dalam Islam, tiindakan ini termasuk dalam kategori memakan harta orang lain dengan cara yang tidak dibenarkan. Islam sangat melarang tindakan ini.
Allah dalam Al-quran dengan tegas melarang kita untuk tidak memakan harta milik orang lain, dalam hal ini melakukan pemerasan. Dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 188 Allah menjelaskan
وَلَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوْا بِهَآ اِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوْا فَرِيْقًا مِّنْ اَمْوَالِ النَّاسِ بِالْاِثْمِ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
Artinya: “Janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada para hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui.” (QS Al-Baqarah:188)
Ayat di atas secara tegas melarang kita memakan harta orang lain dengan cara yang tidak dibenarkan. Memakan harta orang lain bisa dalam bentuk mencuri, ghasab, riyswah, menipu dan lain sebagainya termasuk juga melakukan pemerasan.
(Raidi/Aak)