BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Legenda MotoGP, Casey Stoner, mengungkapkan pengaruh besar Valentino Rossi terhadap media saat mereka masih bersaing di lintasan balap.
Dalam wawancaranya di podcast Ducati Diaries, Stoner mengungkap bagaimana Rossi mampu mengendalikan narasi media dan dampaknya terhadap citra pembalap lain, termasuk dirinya.
Juara dunia MotoGP dua kali ini menjelaskan, Rossi memiliki hubungan istimewa dengan media, yang membuatnya selalu digambarkan dalam citra positif.
“Dia mengendalikan semua orang, bahkan pers. Jika mereka pernah menulis sesuatu yang buruk tentangnya, dia akan memasukkan mereka ke daftar hitam!” kata Stoner, dikutip Minggu (8/12/2024).
Stoner menilai, media memiliki ketergantungan pada akses eksklusif ke berita dan wawancara dengan Rossi, sehingga jarang memberitakan hal negatif tentang pembalap asal Italia itu. Akibatnya, Stoner sering menjadi “musuh nomor satu” media.
“Mereka berpikir ‘kita harus menulis berita buruk tentang seseorang,’ dan saya menjadi target utama mereka,” aku Stoner.
Stoner mengakui bahwa perbedaan kepribadian dengan Rossi turut berpengaruh. Sifatnya yang lebih pendiam dan serius dianggap kurang menarik dibandingkan karakter Rossi yang karismatik dan ramah.
“Dia hampir sempurna. Cara dia melakukan segalanya fantastis untuk olahraga ini,” kata Stoner.
Namun, ia menolak untuk mengikuti gaya Rossi demi popularitas.
“Saya tidak pernah mencoba meniru perannya. Saya hanya ingin balapan dan menghibur dengan apa yang saya lakukan di lintasan,” ujarnya.
BACA JUGA: Valentino Rossi Kembali ke Lintasan, Panaskan Sirkuit Misano Minggu Ini
Stoner juga membandingkan situasinya dengan Dani Pedrosa, yang menghadapi tantangan serupa karena sifatnya yang introspektif.
“Banyak orang menentang Dani karena alasan yang sama. Mereka tidak menyukai keseriusannya,” ungkap Stoner.
Meski demikian, ia menekankan hubungan saling menghormati dengan Pedrosa.
“Dani tetap menjadi teman baik saya di setiap balapan, bahkan ketika kami bertarung memperebutkan gelar juara,” ujarnya.
Stoner juga menyoroti banyak pembalap setelah era Rossi yang mencoba meniru karisma sang legenda, namun terkesan tidak natural.
“Saya melihat banyak orang mencoba menjadi seperti Valentino, tetapi terlihat dipaksakan,” katanya.
Sebagai pembalap yang memilih jalannya sendiri, Stoner merasa puas dengan pendekatannya yang alami.
“Saya hanya ingin fokus pada balapan. Saya tidak ingin menjadi orang yang palsu hanya untuk mendapatkan perhatian,” tutupnya.
(Budis)