BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Petenis asal Prancis Caroline Garcia resmi mengumumkan bahwa musim 2025 akan menjadi musim terakhir dalam karier profesionalnya.
Pengumuman tersebut datang menjelang keikutsertaannya di French Open ke-15 sekaligus terakhir, yang berakhir dengan kekalahan dua set langsung dari petenis Amerika Serikat, Bernarda Pera, Senin (26/5).
Garcia, yang pernah menempati peringkat 4 dunia di nomor tunggal, tampil penuh emosi saat memasuki Court Suzanne-Lenglen di Roland Garros.
Dalam pertandingan yang menjadi bagian dari perpisahannya, ia harus mengakui keunggulan Pera yang kini berada di peringkat 83 dunia.
“Pertama-tama, saya ingin berterima kasih kepada semua yang telah datang dan mendukung saya. Saya melakukan yang terbaik dengan apa yang saya miliki. Saya berjuang sampai akhir,” ujar Garcia kepada media, dikutip Rabu (28/5/2025).
Melalui unggahan di media sosial akhir pekan lalu, Garcia menyampaikan niatnya untuk pensiun di akhir musim 2025.
“Dear Tennis, sudah waktunya untuk mengucapkan selamat tinggal,” tulisnya.
Garcia mengungkap bahwa sejak awal musim ini, ia telah mengetahui bahwa French Open 2025 akan menjadi yang terakhir baginya. Namun, ia sempat ragu untuk menyampaikannya secara publik karena tidak yakin dapat mengendalikan emosinya.
“Saya sudah menangis sejak awal pekan ini. Tapi saya selalu bermain dengan emosi, baik yang positif maupun negatif. Kadang, tekanan dan keinginan untuk tampil sempurna justru menjadi hambatan bagi saya, terutama di Roland Garros,” katanya.
Baca Juga:
Rybakina dan Badosa Tancap Gas di Strasbourg, Comeback Dua Bintang WTA
Selama kariernya, Garcia mengoleksi 11 gelar tunggal WTA, termasuk gelar bergengsi WTA Finals, serta 8 gelar ganda.
Ia juga dua kali menjuarai nomor ganda putri di French Open bersama Kristina Mladenovic, yakni pada 2016 dan 2022. Pencapaian terbaiknya di nomor tunggal Roland Garros terjadi pada 2017 saat melaju ke perempat final.
Meski kalah di Paris, Garcia menyatakan masih akan mengikuti beberapa turnamen sebelum pensiun, termasuk Queen’s Club, Wimbledon, dan kemungkinan US Open, tergantung peringkat dan potensi wildcard yang diterima.
“Saya akan selalu merindukan trofi. Tapi inilah hidup. Jika suatu hari saya merasa rindu, saya bisa kembali dan mengunjungi ruang ganti,” pungkasnya.
(Budis)
.